SOLOPOS.COM - Kondisi Permakaman Umum Kampung Patihan, Karangtengah, Sragen, yang sebagian tanahnya longsor ke Sungai Mungkung, Rabu (23/11/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bencana Sragen, tujuh makam di TPU Kampung Patihan, Karangtengah, hilang.

Solopos.com, SRAGEN — Tujuh makam di Tempat Permakaman Umum (TPU) Kampung Patihan, Kelurahan Karangtengah, Sragen, hilang dari bantaran Sungai Mungkung yang digerus erosi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Delapan makam lainnya juga terancam hilang karena erosi Kali Mungkung berpotensi meluas. Pantauan Solopos.com, Rabu (23/11/2016), permakaman itu tepat berada di bibir Sungai Mungkung yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo.

Erosi Sungai Mungkung yang terjadi pada 2015 itu mengakibatkan tanah makam longsor. Tujuh makam sudah hilang dari tempatnya akibat erosi itu.

“Ahli waris hanya bisa pasrah. Batu nisannya memang masih bisa dicari di dasar sungai. Tapi, tulang-belulang dari jasad yang terkubur di dalamnya sudah hanyut ke sungai. Itu membuat ahli waris tidak bisa ziarah kubur,” kata Wiryo Dikromo, 60, warga Kampung Patihan, Kelurahan Karangtengah, saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Lantaran tak bisa menemukan tulang-belulang orang yang dikubur, sebagian ahli waris mengambil sebagian tanah dari sisa makam itu untuk dikubur di tempat lain. Di makam baru itu, mereka biasa berziarah dan mendoakan orang yang sudah meninggal.

“Ya memang sekadar tanah. Tapi, itu upaya maksimal yang bisa dilakukan. Soalnya kalau mau mencari tulang belulang dari jasad itu juga sudah tidak mungkin. Tulang-tulang itu sudah terbawa arus sungai entah ke mana,” papar Wiryo.

Wiryo memperkirakan erosi Sungai Mungkung berpotensi terjadi kembali seiring datangnya musim hujan kali ini. Terdapat delapan makam yang terancam hilang jika terjadi erosi kembali.

Salah satu di antaranya makam kakak Wiryo. “Jaraknya hanya beberapa jengkal dari lokasi erosi. Itu membuat saya ketir-ketir,” ungkap Wiryo.

Wiryo menjelaskan erosi pada 2015 itu terjadi setelah proyek pembangunan jembatan tol Solo-Kertosono (Soker) yang melintasi Sungai Mungkung dimulai. ”Saat itu Sungai Mungkung dikeruk untuk membangun pilar jembatan. Namun, sejak ada jembatan itu, aliran air berbelok dan menghantam tebing sungai di bawah makam. Itu mengakibatkan erosi,” paparnya.

Erosi Sungai Mungkung juga mengancam rumah Kemis, 38, warga Patihan, RT 002, Karangtengah, Sragen. Erosi itu membuat pekarangan di samping rumahnya hanyut ke sungai.

Hal itu mengakibatkan rumah Kemis kini sangat dekat dengan bibir sungai. ”Kondisi bagian dalam rumah saya juga retak-retak. Ini karena efek proses pembuatan jembatan jalan tol. Proses pemasangan tiang pancang yang ditanam ke dasar sungai menimbulkan getaran tinggi sehingga membuat rumah saya retak-retak,” ujar Kemis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya