SOLOPOS.COM - Warga Kampung Bayan Krajan RT 011/RW 020 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, yang menjadi korban bencana longsor pada Minggu (12/2/2017) malam menitipkan barang mereka di rumah tetangga, Senin (13/2/2017) pagi. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Bencana Solo, warga Kampung Bayan Krajan yang menjadi korban longsor minta direlokasi.

Solopos.com, SOLO — Warga Kampung Bayan Krajan RT 011/RW 020 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, yang menjadi korban bencana longsor pada Minggu (12/2/2017) malam, berharap bisa direlokasi dari tepi Kali Sipon Bayan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu korban longsor tersebut, Gatot Istadi, 60, berharap bisa direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Dia khawatir apabila tetap menempati rumah di tepi Kali Sipon Bayan bakal kembali jadi korban longsor karena kondisi tanah yang tidak lagi stabil setelah longsor Minggu malam.

Gatot berharap Pemkot memberikan kesempatan bagi korban longsor maupun warga Kampung Bayan Krajan lain untuk mengakses tempat tinggal jauh dari pinggir sungai. “Harapan saya ada bantuan. Mungkin pemerintah bisa membantu kami untuk memperbaiki rumah. Bukan cukup itu, seandainya bisa, sangat diperlukan penguatan talut. Namun, apabila ada bantuan untuk bisa tinggal di rusunawa, saya lebih memilih itu,” kata Gatot saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (13/2/2017) pagi.

Gatot menceritakan Kali Sipon Bayan sering kali meluap saat hujan deras. Dia khawatir luapan air kali tersebut lama kelamaan mengikis fondasi rumah warga meski telah diperkuat atau diperbaiki.

Setelah terjadi longsor pada Minggu malam, Gatot tidak lagi berani tinggal di rumah karena takut ada longsor susulan. Dia memilih tinggal di rumah tetangga.

Korban longsor lain, Suparno, 52, juga tidak berani tinggal di rumahnya lagi karena rentan ambruk. Bagian dapur dan kamar tidur di rumahnya bahkan telah longsor pada Minggu malam. Dia menyebut tanah di sekitar lokasi longsor kini tidak lagi stabil.

Suparno berharap ada bantuan dari pemerintah kepada warga yang terdampak musibah longsor. Suprano dan keluarganya kini terpaksa mengungsi ke rumah tetangga.

“Banyak barang-barang di rumah yang tidak bisa diselamatkan. Beberapa perkakas rusak parah ikut tertimpa bangunan rumah yang runtuh ke arah sungai. Sementara kami tengah berupaya menyelamatkan barang-barang di dalam reruntuhan. Untuk urusan tempat tinggal, kami dibantu tetangga. Kami bisa menumpang sementara,” jelas Suparno.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Eko Prajudhy Noor Aly, menyampaikan BPBD tidak bisa memastikan pemberian bantuan fisik kepada korban rumah longsor di Kadipiro. Dia menyebut pemberian bantuan fisik menjadi ranah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo.

“Penanganan fisik jadi ranah Dinas PUPR. Kami sementara bisa membantu dalam penyediaan logistik seperti bahan makanan. Namun demikian, usulan mereka akan kami tampung. Kami bakal koordinasi dengan lurah setempat. Lurah bisa mengusulkan bantuan ke Wali Kota. Nanti Pak Wali yang memberikan disposisi ke OPD terkait,” jelas Eko saat meninjau longsor di Kadipiro, Senin pagi.

Eko menyampaikan rumah warga yang longsor berdiri terlalu mepet ke bibir sungai. Warga mendirikan bangunan melebihi tanah sertifikat mereka. Dia mengimbau warga lain di tepi sungai itu terus waspada, terutama saat hujan lebat atau air sungai meluap dan deras.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya