SOLOPOS.COM - Ilustrasi papan reklame (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana Solo, BPBD Solo mengecek sejumlah papan reklame di Kota Solo yang rawan ambruk.

Solopos.com, SOLO–Potensi angin kencang pada masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan di Kota Bengawan meningkat hingga awal Oktober mendatang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo turut memantau reklame selama musim peralihan ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, pada Oktober, November, dan Desember 2016 diperkirakan terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasinya singkat. Hal itu berpotensi menimbulkan angin kencang, petir, serta bencana alam lain.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Solo, Gatot Sutanto, mengatakan musibah reklame tumbang yang disebabkan angin kencang di Jakarta beberapa waktu lalu membuat pihaknya turut mewaspadai kondisi reklame di sejumlah titik.

“Kami mulai pantau reklame. Secara visual, kondisinya masih cukup kokoh. Tapi tetap kami awasi terus pada musim peralihan ini,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (27/9/2016).

Selain papan reklame, Gatot menyampaikan masyarakat diimbau juga mewaspadai potensi pohon tumbang. “Pekan lalu ada dua yang pohon yang tumbang di kawasan Terminal Tirtonadi dan Sriwedari. Angin kencang ini susah diprediksi. Kami imbau masyarakat terus waspada,” ujar dia.

Menurut Gatot, saat ini Kota Solo masih memasuki musim kemarau basah. Diperkirakan puncak musim hujan masih terjadi awal 2017 mendatang. Namun disampaikannya, intensitas hujan di sekitar Solo mulai meningkat.

“Solo memang belum terlalu sering, tapi di sekitar Solo seperti Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Wonogiri sudah cukup tinggi. Kami terus berkomunikasi dengan wilayah sekitar,” katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan Solo (Asspro), Ginda Ferachtriawan, memantau reklame di kawasan pinggiran kota berpotensi roboh.

“Yang ditengah kota memang aman, yang di pinggir ada yang rawan roboh. Saya melihat di Ngemplak, Mojosongo, dan Laweyan ada yang papan reklame yang bertahun-tahun tidak ada isinya. Mestinya Pemkot segera membongkarnya agar tidak membahayakan pengguna jalan,” pesannya.

Selain papan reklame, Ginda mengatakan papan reklame berbentuk bando yang sudah bertahun-tahun mangkrak juga perlu dipantau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya