SOLOPOS.COM - Petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) memperbaiki talut ambrol di Jembatan Jongke, Sondakan, Laweyan, Rabu (23/11/2016). (JIBI/Solopos/Muhammad Ismail)

Bencana Solo, talut Kali Jenes sepanjang 35 meter ambrol akibat tergerus air.

Solopos.com, SOLO — Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) mendeteksi talut Kali Jenes rusak sepanjang 35 meter di Jembatan Jongke, Kelurahan Sondakan, Laweyan. Talut tersebut ambrol akibat terkena luapan Kali Jenes pada awal Oktober lalu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Koordinator petugas lapangan BBWSBS, Sutrisno, mengatakan ambrolnya talut tersebut baru diketahui tiga pekan lalu oleh warga yang tinggal di pinggir sungai. Warga langsung melaporkan ambrolnya talut tersebut ke pemerintah kelurahan.

“Kami langsung datang ke lokasi melakukan pengecekan kondisi talut yang ambrol. Talut tersebut ambrol akibat tergerus air saat terjadi banjir awal Oktober,” ujar Sutrisno saat ditemui Solopos.com di Jembatan Jongke, Rabu (23/11/2016).

Sutrisno mengatakan hasil pengecekan talut yang ambrol di Kali Jenes sepanjang 35 meter dengan ketinggian 4,5 meter. BBWSBS langsung menindaklanjuti kerusakan tersebut dengan memperbaiknnya.

“Kami hanya memperbaiki talut sepanjang 20 meter karena keterbatasan anggaran. Perbaikan talut ambrol sepanjang 15 meter dilakukan tahun depan,” kata dia.

Ia mengatakan perbaikan talut ambrol dilakukan dengan membangun ulang talut tersebut. Pembangunan talut hanya dikerjakan selama dua pekan dan selesai Rabu. Menurut dia, perbaikan talut ambrol sempat mengalami kendala akibat Kali Jenes sering meluap.

“Kami menemukan kerusakan talut di Kali Jenes wilayah Sondakan sampai Pajang setelah melakukan pengecekan di lapangan. Namun, karena keterbatasan anggaran perbaikan talut rusak mengutamakan skala prioritas,” kata dia.

Sutrisno mengatakan banyaknya talut yang rusak disebabkan banyaknya bangunan permanen di pinggir Kali Jenes. Sepanjang Kali Jenes hampir tidak ada jalan inspeksi. “Kami sangat menyayangkan banyaknya bangunan permanen berdiri di pinggir sungai tanpa ada penindakan dari pemerintah daerah,” ujar dia.

Ia mengatakan kondisi sedimentasi di Kali Jenes sangat parah sehingga berdampak pada berkurangnya daya tampung sungai. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya banjir. “Kami tahun depan akan melakukan pengerukan sedimen di Kali Jenes wilayah Solo. Rencananya proyek tersebut dikerjakan pada April saat musim kemarau,” kata dia.

Sementara itu, seorang warga Bumi, Laweyan, Sartini, meminta BBWSBS segera mengeruk sedimen di Kali Jenes. Setiap hujan turun lebih dari satu jam, air cepat meluap dan masuk ke rumah warga di pinggir sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya