SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang akrab disapa Mbak Ita. (Twitter.com)

Bencana mengancam Semarang, sayangnya pemkot setempat belum mengaktualisasi peta rawan bencana.

Semarangpos.com, SEMARANG — Musim penghujan dengan angin kencang dan hujan berintensitas tinggi membuka risiko bencana bagi Kota Semarang yang sebagian wilayahnya berbukit-bukit bahkan tanahnya tak stabil. Sayangnya, Pemkot Semarang ternyata belum mengaktualisasi peta rawan bencana.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Ketidaksiapan Pemkot Semarang dalam mengantisipasi bencana itu terungkap kala Kantor Berita Antara, Rabu (15/2/2017), memublikasikan instruksi Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu kepada para camat di bawahbta untuk memetakan secara detail titik-titik rawan bencana seperti tanah longsor di wilayah yang diampunya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dalam beberapa hari belakangan terjadi tanah longsor di berbagai wilayah secara berbarengan seperti di Pudak Payung tadi dua titik, Kradenan ada satu titik, dan Tegalsari ada satu titik,” katanya di Semarang, Rabu (15/2/2017).

Hal tersebut diungkapkan Ita—sapaan akrab Hevearita—di sela meninjau lokasi tanah longsor di beberapa lokasi, yakni Pudak Payung, Kradenan, Manyaran, dan Tegalsari yang merupakan kawasan padat permukiman. Di tiga lokasi, yakni Pudak Payung, Kradenan, dan Tegalsari, tanah longsor menimpa rumah penduduk dan mengakibatkan korban luka, sementara di Manyaran longsoran tanah terjadi di talud pinggir sungai depan rumah warga.

“Kalau saya lihat dari semua lokasi itu hampir sama, lokasinya berbukit. Namun, tidak ada drainase yang baik sehingga begitu hujan turun airnya mengalir ke mana-mana. Beban di atas berat sehingga terjadi longsor,” katanya.

Jadi, kata dia, persoalannya bukan pada kontur tanah yang labil, melainkan tidak adanya sistem drainase yang baik sehingga begitu air meresap akan mencari aliran sendiri yang menjebol tanah di bawahnya dan terjadi longsor. Maka dari itu, kata dia, perlu dilakukan tindakan preventif dengan mengoordinasikan jajaran perangkat kecamatan untuk segera membuat langkah proteksi di wilayah permukiman yang konturnya perbukitan yang terjal atau curam.

“Nanti, para camat akan coba dikumpulkan untuk diberikan pengetahuan secara praktis mengenali kontur bangunan di topografi seperti ini [perbukitan]. Kami minta segera membuatkan sistem drainase di kawasan itu,” katanya.

Ita mengatakan Pemerintah Kota Semarang juga akan menggandeng tim yang berpengalaman dan ahli di bidang geologi untuk mencari solusi mengantisipasi terjadinya longsor di kawasan permukiman dengan kontur perbukitan. “Ini memang menjadi pekerjaan rumah (PR) kami yang harus secepatnya melakukan upaya antisipatif. ‘Masa’ tiap hari dihadapkan masalah tanah longsor. Kalau bisa, ya, dicari solusi untuk mengantisipasi longsor,” katanya.

Yang jelas, simpul dia, langkah pertama dari Pemkot Semarang, dibantu tim SAR dan relawan sudah dilakukan dengan membuat dapur umum maupun penanganan secara fisik dengan memasang terpal di titik longsor untuk pengaman. “Langkah pertama sudah dilakukan yang sifatnya darurat. Namun, kami juga akan mengupayakan tindakan preventif untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang. Ya, kami akan minta saran dari ahli yang sudah berpengalaman,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya