SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

(Espos/Sri Sumi Handayani)
Rata dengan tanah, rumah warga Bejing RT 018, Pengkok, Kedawung, Sumarmin, 53, dan Sukarti, 48, akibat disapu angin puting beliung, Selasa (2/7/2013), sekitar pukul 14.00 WIB.

Solopos.com, SRAGEN—Sebanyak satu rumah roboh, beberapa papan reklame di Jalan Sukowati roboh dan rusak, warung milik pedagang kaki lima (PKL) hancur dan beberapa hektare padi di sekitar Sragen rebah disapu angin puting beliung, Selasa (2/7/2013), sekitar pukul 14.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hasil pantauan solopos.com, papan reklame milik salah satu hotel di Sragen Kota roboh. Tak jauh dari lokasi billboard di dekat Taman Sachari Sragen Kota yang memasang pengumuman audisi Putra-Putri Sukowati rusak. Demikian hal  beberapa hektare padi di sekitar Sine, Sragen rebah karena disapu angin puting beliung. Kondisi itu terjadi setelah angin puting beliung disertai hujan deras terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

Puting beliung juga menyapu rumah warga Bejing RT 018, Pengkok, Kedawung, Sumarmin, 53, dan Sukarti, 48. Rumah bapak tiga anak mayoritas terbuat dari papan kayu dan sedikit dari batu-bata itu rata dengan tanah terkena amuk puting beliung.

Saat kejadian, Sukarti dan tiga anak di rumah sedangkan Sumarmin pergi ke Sragen menjemput saudara pulang dari merantau. Sukarti keluar rumah hendak mengangkat gabah dan bawang merah yang dijemur di halaman depan karena mendung. Tidak lama, angin kencang berhembus dan menerbangkan genting rumah. Sontak Sukarti memanggil tiga anak di dalam rumah. Anak-anak dan Sukarti lari dan berlindung di dekat musala tak jauh dari rumah.

“Sampai rumah sudah roboh. Anak-anak menangis. Mereka cerita tiba-tiba ada angin menerbangkan genting. Anak-anak lari. Kami enam bulan tinggal di sini. Sepeda motor, laptop, lemari, tempat tidur, televisi hancur. Sementara saya tinggal di musala dulu sembari berpikir akan bagaimana,” kata Sumarmin saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Selasa.

Anggota Tagana Kabupaten Sragen, Lukito, menjelaskan sudah melaporkan kejadian kepada pihak desa. Mereka mengalami kerugian sekitar ratusan juta mengingat harga rumah terbuat dari kayu jati mencapai Rp45 juta. Lokasi rumah di tepi sungai dan sawah. Jarak rumah dengan pemukiman sekitar 300 meter. “Itu bisa jadi membuat angin dengan mudah merusak rumah. Tidak ada penghalang. Tidak ada korban jiwa. Sementara kami hanya menerima laporan satu rumah saja yang rata dengan tanah akibat puting beliung,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya