SOLOPOS.COM - Warga Desa Dayakan mengikuti Posyandu yang bertempat di gedung TK Muslimat Dayakan yang retak-retak akibat tanah gerak, Kamis (16/3/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Bencana Ponorogo, sebanyak 269 warga Desa Dayakan mengungsi lantaran tanah yang terjadi di desa itu bergerak.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sebanyak 269 orang di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, mengungsi lantaran tanah gerak yang terjadi di desa tersebut. Seluruh warga mengungsi di delapan rumah yang dinilai aman di desa itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Sumani, mengatakan ada sebanyak 269 orang diungsikan ke lokasi yang dianggap aman. Warga mulai mengungsi sejak Kamis (6/4/2017) hingga kini.

Ekspedisi Mudik 2024

Warga mengungsi karena takut jika terjadi tanah longsor seperti di Desa Banaran yang terjadi akhir pekan lalu. “Jadi warga takut kalau terjadi tanah longsor seperti di Desa Banaran. Maka dari itu mereka lebih memilih untuk mengungsi ke lokasi yang dianggap lebih aman. Ada delapan lokasi yang digunakan untuk mengungsi,” jelas dia kepada wartawan, Jumat (7/4/2017).

Sumani menyampaikan retakan tanah di Desa Dayakan semakin melebar dan beberapa dinding rumah di desa itu mengalami keretakan.

Dia menuturkan untuk kebutuhan makan dan minum telah dibuatkan dapur umum untuk pengungsi. Namun peralatan masak yang ada di dapur umum itu masih minim.

Lebih lanjut, Sumani menuturkan penyaluran logistik dan perlengkapan memasak di pengungsian terhambat karena faktor akses jalan yang sulit dilalui. Dia menganggap topografi di Desa Dayakan lebih sulit dibandingkan di Desa Banaran.

“Infrastruktur yang terbatas juga membuat petugas kesulitan mengangkut logistik ke titik-titik pengungsian,” kata dia.

Sumani menyampaikan di lokasi sempat terdengar suara bergemuruh di dalam tanah. Namun, saat ini suara itu sudah tidak terdengar lagi. Meski demikian warga tetap diminta untuk waspada karena desa itu masuk zona merah bencana.

Kontur tanah di Dayakan juga berbeda dengan di Desa Banaran. “Kalau di Desa Banaran tanahnya lempung campur pasir dan di Desa Dayakan kontur tanahnya berbatu,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya