SOLOPOS.COM - Warga dibantu relawan gabungan dan anggota Kodim mencari korban longsor di Dusun Banjar, Desa Gerdu, Karangpandan, Rabu (22/2/2012). (Dok/JIBI/Solopos)

Warga dibantu relawan gabungan dan anggota Kodim mencari korban longsor di Dusun Banjar, Desa Gerdu, Karangpandan, Rabu (22/2/2012). (Dok/JIBI/Solopos)

Warga dibantu relawan gabungan dan anggota Kodim mencari korban longsor di Dusun Banjar, Desa Gerdu, Karangpandan, Rabu (22/2/2012). (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Desa Gerdu menjadi satu-satunya daerah yang rawan terjadi bencana longsor di Kecamatan Karangpandan, Karanganyar. Untuk itu, jajaran Muspika Karangpandan perlu mengawasi daerah tersebut selama musim hujan berlangsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demikian dijelaskan Camat Karangpandan, Sugeng Raharto, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Rabu (6/11/2013).  Desa Gerdu yang berdekatan dengan Matesih dinilai memiliki kontur tanah yang gembur dan curam. Di desa tersebut, terdapat lebih dari 10 rumah warga yang terancam tertimbun tanah longsor.

Ekspedisi Mudik 2024

“Hampir tiap malam, saya selalu memantau kondisi di Gerdu. Beberapa tahun kemarin, di desa itu terjadi tanah longsor yang menyebabkan satu warga tewas. Saya tak ingin hal itu terjadi lagi. Makanya, koordinasi perlu ditingkatkan dengan pemerintah desa dan warga setempat selama musim hujan seperti ini,” katanya.

Sugeng mengatakan di Gerdu sudah ada beberapa titik-titik khusus yang bisa menjadi lokasi pengungsian warga yang terancam terkena tanah longsor. Dirinya berharap, warga yang hidup di Desa Gerdu sudah memiliki naluri tanggap bencana yang tinggi dibandingkan warga lainnya di Karangpandan.

Camat Karangpandan, Sugeng Raharto (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Camat Karangpandan, Sugeng Raharto (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

“Biasanya, mereka sudah hafal dengan alam sekitar. Kapan saatnya mengungsi atau tetap bertahan di sana. Kalau total warganya, saya tidak hafal. Tapi, yang jelas lebih dari 10 Kepala Keluarga (KK),” katanya.

Disinggung tentang gagasan perlu tidaknya dilakukan relokasi, Sugeng menerangkan sudah mengkomunikasikan hal itu dengan warga. Hanya, relokasi belum dapat terlaksana karena membutuhkan dana yang tak sedikit.

“Sebenarnya, warga di Gerdu sudah sadar kalau mereka selalu terancam terkena bencana tanah longsor. Mereka sebenarnya siap direlokasi. Tapi, hingga saat ini belum dapat terlaksana. Itu harus dilakukan melalui proses yang panjang dan dengan biaya banyak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya