SOLOPOS.COM - Warga berada di salah satu titik tanah amblas, di kediaman Makrina Dusun Tegalsari, Desa Purwosari, Senin (18/12/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Terdapat sedikitnya 32 titik bencana berupa longsor dan tanah amblas di Desa Purwosari Girimulto Kulonprogo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Terdapat sedikitnya 32 titik longsor dan tanah amblas di Desa Purwosari Girimulyo Kulonprogo. Titik longsor itu terbentuk akibat hujan deras disertai angin kencang, saat badai siklon cempaka, Senin (27/11/2017) lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah seorang warga dusun Tegalsari, Makrina Sugiyati menyebutkan tanda-tanda terjadinya bencana sudah muncul sejak Senin (27/11/2017) pukul 15.00 WIB, saat turun hujan deras.

Ia melihat ada sejumlah keretakan pada tembok tak jauh dari pajangan-pajangan dinding, retakan selanjutnya muncul di lantai dan merambat ke arah kamar putrinya.

“Sekitar pukul 21.30 WIB plafon jatuh, kami kemudian mengungsi ke rumah tetangga. Pagi keesokan harinya saya melihat rumah ternyata sudah hancur, tidak apa-apa yang penting kami selamat,” ungkapnya.

Di rumah yang sudah ia huni selama sekitar 13 tahun tersebut, perempuan 48 tahun itu tinggal bersama suaminya dan seorang anak perempuan.

Setelah tanah amblas merusak sekitar 85% bangunan rumahnya, ia berencana akan membangun rumah baru di Dusun Patihombo, berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya sekarang.

“Saat ini masih beraktivitas di rumah kalau tidak turun hujan, kalau hujan kami mengungsi di rumah tetangga. Harapannya kami tidak lama-lama mengungsi, rumah cepat jadi,” ucapnya.

Sementara itu warga Tegalsari lainnya, Suharti menuturkan, kerusakan akibat tanah amblas telah merusak sepertiga bagian rumahnya.

Rumah Suharti yang berada di ujung pola longsoran dan tanah amblas tapal kuda itu, amblas tepat pada Rabu (29/11/2017) malam. Saat itu terjadi hujan deras dan sesekali terdengar bunyi serupa dentuman, diikuti dengan bunyi retakan. Ia sendiri belum tidur, karena takut bila tidur saat turun hujan.

“Ada suara ceklek! begitu, ada keramik lantai yang pecah. Selanjutnya ada lagi bunyi ceklek, berarti ada bagian lain yang pecah, kemudian bunyi itu muncul terus-menerus,” ujar perempuan 57 tahun itu.

Walaupun rumah yang sudah ia tempati sejak 1990-an itu mengalami rusak akibat bencana, ia tidak terburu-buru memutuskan untuk relokasi. Melainkan akan melihat kondisi, mengingat saat ini masih memasuki Desember hingga Januari. Namun apabila masih hujan dan ada pergerakan lagi, maka ia mulai mempertimbangkan untuk pindah.

Kepala Desa Purwosari, Purwito Nugroho Wijimulyanto menjelaskan, delapan rumah yang mengalami kerusakan itu, dihuni oleh total 31 jiwa. Mereka mengungsi di rumah saudara dan kerabat terdekat.

Selain rumah rusak, tanah longsor maupun amblas berdampak pada 11 titik jalan, empat titik putus dan harus direlokasi karena rawan longsor, harus dibersihkan dengan alat berat, tiga jalan sudah dibersihkan dengan kerja bakti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya