SOLOPOS.COM - Warga menggotong seorang nenek yang sakit ke tempat pengungsian di Desa Jati Wetan, Kudus, Jateng, Sabtu (11/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Bencana alam banjir yang dipicu hujan berkepanjangan memaksa ratusan warga Kudus mengungsi.

Semarangpos.com, KUDUS — Ratusan warga dua kecamatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) mengungsi akibat banjir yang melanda daerah setempat, Minggu (12/2/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga korban banjir yang mengungsi, di antaranya berasal dari Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati dan Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan. Lokasi penampungan warga Desa Jati Wetan adalah di Balai Desa Jati Wetan yang menampung 212 orang, sedangkan warga Desa Karangrowo diungsikan ke gedung pertemuan desa setempat yang menampung 206 orang.

Nur Khayati, salah seorang pengungsi asal Desa Jati Wetan yang mengungsi di Balai Desa Jati Wetan di Kudus, Minggu, mengakui, terpaksa mengungsi sejak Sabtu (11/2/2017) karena genangan air banjir mulai masuk rumah dengan ketinggian hingga 25 cm, sedangkan di halaman bisa mencapai sepinggang orang dewasa. Padahal, lanjut dia, rumahnya sudah ditinggikan.

Fidoh, pengungsi lainnya mengungkapkan rumahnya juga mulai digenangi banjir setinggi mata kaki. “Karena genangan banjir di jalan juga cukup tinggi, kami sekeluarga terpaksa mengungsi,” ujarnya.

Padahal, lanjut dia, rumahnya juga sudah ditinggikan hingga dua kali dengan ketinggian hingga semeteran.

Kepala Desa Jati Wetan Suyitno mengungkapkan, dari 2.400 keluarga penduduknya, yang mengungsi hanya 800 keluarga dan yang ditampung di pengungsian berjumlah jiwa 212 jiwa, sebagian ada yang mengungsi ke tempat saudaranya serta ada pula yang bertahan. Tempat pengungsian disediakan sejak terjadi banjir pada Kamis (9/2/2017), namun belum semua warga bersedia mengungsi karena sejumlah pertimbangan.

“Semua keperluan pengungsi, mulai dari kebutuhan makanan hingga popok untuk bayi juga disediakan,” ujarnya.

Kondisi berbeda terjadi di lokasi pengungsian di Desa Karangrowo yang terlihat penuh sesak dengan pengungsi mengingat gedung yang dijadikan sebagai tempat pengungsian warga korban bencana banjir memang relatif tidak begitu luas seperti di Desa Jati Wetan, Kudus.

Sutra, salah seorang pengungsi mengakui, meskipun suasananya penuh, dirinya tetap bisa tidur bersama pengungsi lainnya. “Saya tidak mungkin tidur di rumah, karena air banjir juga masuk ke dalam rumah dengan ketinggian 25 cm-an, sedangkan jalan bisa mencapai 50-an cm,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bergas Catursasi Penanggungan mengungkapkan, jumlah desa yang terkena dampak banjir cukup banyak. Di antaranya, Desa Tanjungkarang, Jetiskapuan, Jati Wetan, Pasuruhan Lor, Jati Kulon, Setrokalangan, Banget, Karangrowo dan Karangturi.

Ditambahkan dia, warga desa yang mengungsi ke tempat pengungsian hanya di Desa Jati Wetan dan Karangrowo. “Hampir semua desa menyediakan tempat pengungsian, namun ada yang bertahan dan kalaupun ada yang mengungsi biasanya ke keluarganya,” ujarnya.

Ia mengatakan, tidak semua warga Desa Jati Wetan yang rumahnya terkena dampak banjir mengungsi di tempat pengungsian, karena berdasarkan data dari pemerintah desa ada yang mengungsi ke tempat keluarganya sebanyak 16 keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 55 orang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya