SOLOPOS.COM - Sekelompok bocah menggunakan rakit batang pisang melewati jalan yang tergenang banjir di Desa Jati Wetan, Kudus, Jateng, Kamis (9/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Bencana alam banjir yang melanda Kudus membuat dinas pendidikan setempat harus menyediakan kendaraan antar jemput pelajar.

Semarangpos.com, KUDUS — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) menyediakan kendaraan khusus antar jemput pelajar yang hendak berangkat dan pulang sekolah menyusul masih terjadinya bencana alam banjir di sejumlah daerah Kabupaten Kudus, Senin (13/2/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelajar yang dilayani fasilitas kendaraan antar jemput itu adalah para pelajar yang bertempat tinggal di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Karena sekolah mereka kebanjiran, maka mereka harus bergabung dengan sekolah lain yang tidak kebanjiran.

Uli Baiturrohman, siswa kelas V SD 3 Jati Wetan di Kudus, mengaku senang bisa bersekolah kembali, meskipun harus bergabung dengan siswa dari SD lain. Sebelumnya, kata dia, dirinya sempat tidak masuk sekolah karena jalan menuju sekolah juga banjir dan halaman sekolah juga tergenang banjir. Kini, lanjut dia, dirinya bisa bertemu kembali dengan teman sekelasnya di SD 3 Jati Wetan karena ikut bergabung belajar di SD 1 Jati Wetan yang tidak kebanjiran.

Guru SD 3 Jati Wetan Erna Puji Rahayu mengungkapkan kegiatan belajar mengajar siswa SD 3 Jati Wetan saat ini dipindahkan ke SD 1 Jati Wetan. Untuk berangkat ke SD 1 Jati Wetan, siswa difasilitasi kendaraan oleh Dinas Pendidikan dengan menggunakan truk milik Satpol PP Kudus.

Semua siswa SD 3 Jati Wetan dari kelas I hingga kelas VI yang berjumlah 95 orang, katanya, dipindah sementara ke SD 1 Jati Wetan agar tidak tertinggal pelajaran. Dengan adanya kegiatan belajar tersebut, dia berharap, siswa bisa mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir.

“Ketika banjir mulai surut, tentunya untuk mengejar pelajarannya tidak terlalu kesulitan,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kudus Joko Susilo menambahkan, siswa yang terpaksa bergabung dengan sekolah lain hanya SD 3 Jati Wetan, sedangkan sekolah lainnya hanya akses jalan dan halaman yang terendam banjir.

Sementara itu warga yang ada di lokasi pengungsian di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kudus, katanya, juga difasilitasi kendaraan untuk antar jemput ke sekolah dengan menggandeng beberapa SKPD yang memiliki armada truk. Kebetulan, kata dia, SD Karangrowo tidak kebanjiran, sehingga proses belajar mengajar siswa tidak terganggu, hanya saja ada siswa yang rumahnya kebanjiran sehingga mengungsi.

Terkait siswa yang tidak bisa mengenakan seragam sekolah, katanya, akan dibantu, termasuk buku modul untuk membantu pelajar yang terkena dampak banjir agar tidak ketinggalan mata pelajaran, khususnya kelas VI yang akan menghadi ujian. “Untuk korban banjir, memang tidak diwajibkan memakai seragam sekolah karena kondisi darurat,” ujarnya.

Ia mencatat, ada lima titik untuk melayani antar jempur pelajar agar mereka tetap masuk sekolah, meskipun daerahnya dilanda banjir. Di antaranya, di Desa Jati Wetan, Dukuh Gendok terdapat 35 pelajar dan Dukuh Barisan satu pelajar, Terminal Kargo terdapat 28 pelajar, Klenteng terdapat 59 pelajar, Karangrowo terdapat 78 pelajar, dan Desa Tanjung Kali terdapat 15 pelajar.

“Semuanya merupakan pelajar SD dan layanan antar jemput hingga banjir benar-benar surut,” ujarnya. Ia berharap dengan adanya layanan antar jemput siswa tersebut semua pelajar yang terkena dampak bencana alam banjir di Kudus tetap masuk sekolah.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya