SOLOPOS.COM - Tanggul Sungai Gamping di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas kembali jebol, Selasa (22/11/2016). Foto diambil Rabu (23/11). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Bencana Klaten, puluhan hektare sawah di Cawas tergenang air karena tanggul jebol.

Solopos.com, KLATEN — Tanggul Sungai Gamping di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, Klaten, jebol pada Selasa (22/11/2016). Kejadian itu mengakibatkan puluhan hektare (ha) sawah terendam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tanggul jebol pada Selasa sore setelah hujan deras mengguyur wilayah Cawas dan sekitarnya. Tanggul setinggi sekitar tiga meter jebol sepanjang 20 meter.

Tanggul ini merupakan tanggul nonpermanen yang dibuat menggunakan tumpukan karung berisi pasir setelah tanggul aslinya jebol sekitar dua pekan lalu. Sedikitnya 25 hektare sawah terendam air sungai bercampur lumpur dan pasir.

Kepala Dusun II Desa Karangasem, Agung Purnomosidi, mengatakan tanaman padi di lahan pertanian yang terendam berusia 30-35 hari. Sekitar 2 ha lahan terutama yang berada di sekitar tanggul dipastikan rusak parah akibat terendam air disertai lumpur dan pasir.

“Kalau yang sudah terendam lumpur dan pasir memang sulit untuk ditanami kembali karena sawah sudah rusak. Pemulihannya butuh waktu bertahun-tahun,” kata Agung saat ditemui wartawan di sekitar tanggul yang jebol, Rabu (23/11/2016).

Agung mengatakan lahan pertanian di Desa Karangasem belum diikutkan program asuransi usaha tani padi (AUTP). Lantaran hal itu, para petani di wilayah tersebut menanggung sendiri kerugian yang mereka alami akibat tanggul jebol.

“Diperkirakan kerugian material untuk 1 ha lahan pertanian Rp5 juta-Rp7 juta,” ungkap dia.

Camat Cawas, M. Nasir, langsung menggelar rapat koordinasi di kantor kecamatan dengan Camat Bayat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPU dan ESDM) Klaten, serta perwakilan pemerintah desa.

“Inti dari rakor itu yakni pemetaan tingkat kerawanan bencana di sepanjang Sungai Dengkeng dan anak sungainya serta pemulihan tanggul longsor di Karangasem pada Jumat [25/11/2016],” ura dia.

Nasir menjelaskan dalam pertemuan itu ada rekomendasi agar tanggul di sepanjang Sungai Dengkeng serta anak sungainya diperkuat agar tidak kembali jebol. Masih banyak tanggul di sepanjang sungai tersebut yang masih nonpermanen.

“Perlu ada penguatan tanggul permanen di titik tanggul rawan longsor di Sungai Dengkeng dan anak sungainya seperti Sungai Kuning dan Sungai Gamping. Ada beberapa tanggul yang materialnya berupa pasir rawan jebol dan longsor,” jelas dia.

Terkait program AUTP, Nasir menjelaskan ada 1.000 ha lahan pertanian di Cawas yang diikutkan program tersebut. Namun, ia mengakui sawah di wilayah Karangasem belum diasuransikan.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian (Dispertan), Wahyu Prasetyo, mengatakan tanaman padi di Desa Karangasem yang dipastikan rusak dan tak bisa dipanen luasnya sekitar 2 ha. “Untuk lahan pertanian lainnya, masih menunggu kondisi cuaca. Mudah-mudahan air segera surut sehingga dampaknya tidak meluas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya