SOLOPOS.COM - Warga melintasi jalan yang longsor akibat talut ambrol di Dukuh Krasan, Desa Jomboran, Klaten Tengah, Senin (10/10/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Bencana Klaten, talut ambrol menghambat arus lalu lintas di Dukuh Krajan, Jomboran, Klaten Tengah.

Solopos.com, KLATEN — Talut jalan yang juga sayap jembatan di Dukuh Krajan, Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, ambrol, Senin (10/10/2016) pagi. Kondisi itu membuat hampir separuh badan jalan ambrol dan mengancam jembatan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Talut ambrol sepanjang 5 meter dengan ketinggian 5 meter tersebut ambrol dan membuat separuh badan jalan ikut longsor. Talut yang ambrol menyambung dengan jembatan di dukuh tersebut.

Akibat sebagian badan jalan ambrol, warga harus bergantian ketika melintasi jalan tersebut. Untuk menghindari kecelakaan, warga memasang bambu di sekitar talut yang ambrol.

Kadus II Desa Jomboran, Suryanto, mengatakan talut itu ambrol pada Senin sekitar pukul 05.00 WIB. Sebelumnya, hujan mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari.

Kondisi itu membuat arus Kali Kuning meningkat dan mengikis fondasi talut. “Rencananya memang ada perbaikan pada bagian yang ambrol tersebut karena sudah ada retakan. Namun, belum sempat diperbaiki sudah ambrol,” kata dia saat ditemui wartawan di sekitar jembatan.

Suryanto menjelaskan jalan tersebut menghubungkan wilayah Jomboran serta beberapa daerah di Kalikotes dan Klaten Selatan. Jalan juga ramai dilintasi pelajar.

Jika tak segera ada penanganan, kerusakan semakin parah dan membuat jalan di dukuh setempat terputus serta mengancam bangunan jembatan sepanjang 18 meter dengan lebar 3,5 meter.

“Segera dirapatkan dengan warga. Kami juga sudah koordinasi dengan BPBD untuk pengajuan bantuan agar bisa ditangani sementara sehingga kerusakan tak parah,” kata dia.

Lebih lanjut, Suryanto tak menampik jembatan serta jalan di dukuh itu kerap dilintasi truk. “Sebenarnya juga mau buat portal agar jembatan tidak dilewati truk lagi. Tetapi, karena ada kerusakan ini ya nanti fokus pada perbaikan kerusakan dulu,” urai dia.

Salah satu warga, Tresno Utomo, 74, tak menampik jalan serta jembatan di dukuh itu kerap dilalui truk pengangkut material pasir. Padahal, sudah berulang kali para sopir truk diperingatkan agar tak melintasi jembatan yang dibangun pada 1984 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya