SOLOPOS.COM - Warga dibantu personel TNI dan BPBD Klaten bergotong royong membersihkan puing-puing rumah Parmi, 60, di Dukuh Karangmojo RT 009/RW 003, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jumat (2/6/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bencana Klaten, sebuah rumah di Trucuk ambruk karena lapuk dimakan usia.

Solopos.com, KLATEN — Sebuah rumah di Dukuh Karangmojo RT 009/RW 003, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Klaten, roboh pada Jumat (2/6/2017) sekitar pukul 06.15 WIB. Rumah milik Parmi, 60, itu roboh diduga karena sudah berusia tua.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut. Pantauan Solopos.com, puing-puing rumah terlihat berserakan di lokasi kejadian. Warga dibantu personel TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten membersihkan puing-puing dengan bergotong royong.

Mereka memindahkan genting yang masih bisa digunakan ke tempat yang lebih aman. Parmi, pemilik rumah, mengatakan sesaat sebelum rumahnya roboh, ia mendengar gemeretak kayu-kayu penyangga rumah.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia memang terbiasa bangun pukul 05.00 WIB dan langsung ke sumur. Namun, pagi itu, seusai dari sumur ia memutuskan jalan-jalan ke sekeliling rumah dan singgah di teras rumah sebelahnya.

“Tahu-tahu terdengar suara bruuukk. Rumah saya roboh,” kata dia saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Jumat.

Rumah berukuran 10 meter x 7 meter itu rata dengan tanah. Rumah itu menggunakan genting tua, dinding dari bambu, dan berlantai tanah. Kayu-kayu yang menyangga rumah terlihat rapuh.

Menurut Parmi, rumah itu adalah milik almarhum ayahnya dan dibangun lebih dari 50 tahun lalu. Renovasi sempat dilakukan namun tidak secara permanen. Akibat insiden itu, ia menaksir kerugian materi senilai Rp20 juta.

Kini, ia mengungsi ke rumah adiknya yang berada tepat di sebelah rumahnya yang roboh. “Saya sendirian tinggal di rumah sejak suami saya meninggal tiga tahun lalu,” tutur dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dusun II, Desa Karangpakel, Sukiyat, menjelaskan semalam sebelum peristiwa rumah roboh terjadi hujan deras. Diduga rumah roboh akibat tak kuat menahan beban tumpahan air hujan dan kondisi kayu yang rapuh karena usia.

Kendati tergolong sangat sederhana, rumah Parmi belum terdata sebagai rumah tak layak huni (RTLH) sebab Parmi sekeluarga kala itu merantau ke Jakarta. “Rumah Bu Parmi belum masuk program RTLH. Tahun ini di Desa Karangpakel ada lima rumah yang menerima bantuan perbaikan RTLH,” terang dia.

Petugas dari BPBD Klaten, lanjut Sukiyat, meninjau dan melakukan penaksiran terhadap rumah Parmi. BPBD juga mengirimkan bantuan berupa tripleks, tikar, selimut, dan sembako. Sukiyat berharap Pemkab Klaten memberi bantuan kepada Parmi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya