SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana yang dipamerkan BPBD Jateng dalam pameran di PRPP Jateng, 18 Agustus 2017 silam. (Twitter-@bpbdjateng)

BPBD Klaten bentuk 15 SD jadi SSB.

Solopos.com, KLATEN—Program sekolah siaga bencana (SSB) bakal menyasar ke tingkat SD. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) menargetkan sebanyak 15 SD dibentuk SSB pada 2018. Pembentukan SSB ini memeroleh alokasi anggaran sebesar Rp50 juta dari APBD Klaten 2018.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kasi Kesiapsiagaan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, mengatakan SD yang bakal dibentuk menjadi SSB berada di tiga kecamatan, yakni Wedi, Jogonalan, dan Gantiwarno. Berbeda dengan SSB di tingkat SMA/SMK serta SMP dengan pelatihan kepada siswa, SSB di tingkat SD menyasar ke guru. (lihat: BENCANA KLATEN : Konsep Desa Paseduluran Ringankan Beban Evakuasi Korban Erupsi Merapi)

“Untuk siswa SD itu bedanya lebih banyak mengandalkan guru yang akan memberikan pembelajaran ke siswa. Jadi selama tiga hari nanti guru di 15 sekolah itu mengikuti pelatihan termasuk simulasi. Dari pelatihan itu, guru memberikan pembelajaran ke siswa untuk latihan pertolongan pertama, pembuatan jalur evakuasi, serta mengarahkan siswa ke jalur evakuasi,” kata Nur saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (18/1/2018).

Ia menjelaskan jumlah sekolah yang disasar jauh dari total SD di Klaten yang mencapai 200-an. Sebelumnya, Klaten sudah memiliki SSB di tingkat SMA/SMK sebanyak 40 sekolah. Sedangkan di tingkat SMP terdapat 30 sekolah.

Sementara untuk tingkat PAUD serta TK, pelatihan mitigasi bencana diberikan melalui taman eling, waspada, early warning system (EWS) di wilayah Desa Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah. Sedangkan pembelajaran mitigasi bencana untuk sekolah luar biasa (SLB) bakal dilakukan melalui sukarelawan difabel.

Nur menambahkan salah satu strategi untuk menjaga agar pembelajaran tentang mitigasi bencana sudah dilakukan di beberapa SSB, yakni dengan membuat ekstrakurikuler mitigasi bencana.

“Memang kesulitan kami dalam perawatannya. Akan tetapi, kami punya strategi seperti ada ekstrakurikuler mitigasi bencana. Hal seperti yang sudah berjalan baik itu seperti SMPN 1 Klaten, SMK Kristen 5, SMKN 1 Trucuk, SMKN 2 Klaten, serta SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara. Sementara untuk SSB lainnya kami monitoring dan sekali tempo ada pertemuan dengan guru-gurunya,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Unit Layanan Disabilitas (ULD) BPBD Klaten, Setyo Widodo, mengatakan sekitar 34 sukarelawan difabel disiapkan untuk mengikuti training of trainer (TOT) yang diadakan pada triwulan III 2018.

“Dari pelatihan itu mereka disiapkan untuk memberikan pembelajaran mitigasi bencana ke siswa SLB,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya