SOLOPOS.COM - Ilustrasi (blog.agu.org)

Bencana Karanganyar, bencana longsor diprediksi bakal makin sering terjadi di wilayah lereng Lawu.

Solopos.com, KARANGANYAR — Bencana longsor diprediksi bakal makin sering terjadi di kawasan lereng Gunung Lawu wilayah Kabupaten Karanganyar dalam beberapa waktu ke depan. Masih ada material bebatuan dan tanah yang sewaktu-waktu bisa ambrol.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pendapat tersebut disampaikan peneliti dari Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sulastoro, saat diwawancarai Solopos.com melalui telepon seluler (ponsel), Kamis (8/12/2016). “Saya punya feeling [longsor] jangan-jangan akan semakin sering karena longsor yang terjadi belum final. Sebagian material masih bertengger menunggu pemicu longsor,” ujar dia.

Lokasi longsor yang belum final dan masih berpotensi kembali terjadi di antaranya di Guyon, Kecamatan Tawangmangu; Semiri dan Koripan, Kecamatan Matesih; dan Gondanggentong, Kecamatan Karangpandan. Ada juga retakan tanah di Seloromo, Jenawi, dan Gerdu, Kecamatan Karangpandan.

Material tanah dan batu di lokasi-lokasi itu sewaktu-waktu bisa longsor bila ada pemicunya, seperti hujan yang terus menerus. “Longsor 2007 di Karanganyar banyak yang belum selesai sampai saat ini, bersifat dormant dan akan bergerak terus. Longsor akan berkembang bila pengelolaan air hujannya buruk,” imbuh dia.

Ihwal munculnya lokasi-lokasi longsor baru di lereng Gunung Lawu, menurut Sulastoro, pemicunya adalah aktivitas pemaprasan lereng atau tebing. Aktivitas untuk membuat permukiman warga itu banyak terjadi.

Kondisi tersebut diperparah buruknya saluran drainase. Aktivitas bercocok tanam di lereng gunung/bukit, menurut Sulastoro, juga bisa menjadi penyebab longsor.

Aktivitas pemaprasan tebing dengan kemiringan lebih dari 45 derajat bertentangan dengan asas kemantapan lereng. Hal itu terjadi di Jatiyoso, Jenawi, Ngargoyoso, dan Tawangmangu.

Disinggung retakan tanah di Buntung, Gerdu, Karangpandan, Sulastoro mengatakan potensi longsornya jenis rayapan. “Tapi bila suatu saat ada pemicu bisa terjadi longsor besar,” kata dia.

Sulastoro menjelaskan gerakan tanah di lokasi retakan tanah terus terjadi. Tingginya intensitas hujan tinggi yang panjang bisa membuat material tanah itu longsor.

“Gerakan tanah terjadi terus. Apalagi intensitas hujan tahun ini tinggi dan musim hujan sangat panjang. Kadar air tanah sangat tinggi, menambah beban lereng sehingga bisa longsor,” terang dia.

Terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar, Rohadi Widodo, menginstruksikan BPBD memantau intensif lokasi retakan tanah dan daerah rawan longsor sepanjang musim penghujan ini. Politikus PKS tersebut juga meminta masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor supaya berhati-hati.

Apalagi musim penghujan saat ini diprediksi akan memuncak akhir tahun ini. “Kuncinya pada deteksi dini ancaman longsor. Lakukan langkah-langkah antisipasi untuk meminimalkan risiko longsor, harus dipantau terus. Utamakan keselamatan masyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya