SOLOPOS.COM - Warga melihat Bendungan Telaga Rejobanget di Rejosari, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, yang jebol, Jumat (19/1/2018). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Bendungan Telaga Rejobanget di Rejosari, Kecamatan Gondangrejo, jebol setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Solopos.com, KARANGANYAR — Bendungan seluas tiga hektare di Rejosari, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, jebol pada Jumat (19/1/2018) pukul 03.00 WIB. Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu, sedangkan kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi, warga Rejosari tak mengetahui persis jebolnya bendungan yang dibangun pada 1974 itu. Lokasi bendungan relatif jauh dari permukiman warga, yakni sekitar dua kilometer.

Sebelum jebol, Rejosari diguyur hujan deras sejak Kamis (18/1/2018) pukul 16.00 WIB hingga tengah malam. Warga Rejosari mengetahui bendungan di Kricikan itu jebol pada Jumat pukul 03.00 WIB. Waktu itu beberapa petani kaget setelah melihat bendungan jebol.

Bendungan di Kricikan itu jebol karena tanggul selebar lima meter dengan panjang 30 meter dan ketinggian 15 meter di saluran pembuangan air jebol. Kemungkinan tanggul sudah tak mampu menahan kapasitas air.

Kebetulan, tanggul yang jebol itu difungsikan warga setempat sebagai jalan penghubung antardusun, yakni Kricikan dan Sosogan. Tak jauh dari tanggul juga terdapat jembatan yang menghubungkan dua dusun itu.

Lantaran tanggul jebol, jembatan sepanjang 50 meter yang berdekatan dengan tanggul ikut jebol. Akibatnya, akses dua dusun di Kricikan-Sosogan terputus. Saat ini, warga harus berjalan memutar sekitar lima kilometer dari dusun satu ke dusun lainnya.

“Tak ada yang mengetahui persis jebolnya bendungan ini. Semalam itu [pukul 23.00 WIB], ada beberapa warga yang masih melintas di bendungan ini, kondisinya masih normal. Saat ada yang ingin ke sawah pagi hari, warga melihat bendungan ini sudah jebol. Saya yang dilapori langsung mengecek ke lokasi,” kata Kepala Desa (Kades) Rejosari, Heriyanto, saat ditemui wartawan di desa tersebut, Jumat.

Heriyanto mengatakan luas bendungan di Kricikan mencapai tiga hektare. Sumber air bendungan itu dari sungai utama di Rejosari dan air dari dalam tanah di kompleks bendungan. Biasanya, bendungan itu difungsikan warga untuk mengairi sawah seluas lima hektare.

“Lantaran jebol, tanaman padi seluas lima hektare di Rejosari juga gagal panen. Soalnya sawah terendam tumpahan air dari bendungan. Saat jebol, tiga perahu karet dan dua ekor bebek milik desa di kompleks bendungan ikut hanyut,” katanya.

Di samping difungsikan sebagai pendukung pengairan pertanian, lanjut Heriyanto, bendungan di desanya juga difungsikan sebagai objek wisata. Pemerintah Desa (Pemdes) Rejosari telah menyulap bendungan itu sebagai objek wisata bernama Telaga Rejobanget.

Selain wisata air, pemdes juga menyediakan wisata pendukung, seperti perkebunan kelengkeng dan wisata sawah. Objek wisata Telaga Rejobanget di Rejosari diluncurkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menjelang akhir 2017.

“Kami sudah menggelontorkan dana Rp400 juta untuk pengembangan wisata Telaga Rejobanget. Dana itu untuk membangun infrastruktur dan yang lainnya. Harapan kami, objek wisata ini dapat menambah pendapatan asli desa. Belum sempat menikmati hasilnya justru sudah jebol. Tahun ini pun, kami sudah menganggarkan Rp140 juta untuk mendukung wisata. Berhubung jebol, rencana itu kami batalkan terlebih dahulu,” katanya.

Hal senada dijelaskan tokoh masyarakat Rejosari, Suyarmin. Selain merendam lahan pertanian, jebolnya bendungan di Rejosari juga memberi dampak negatif ke warga.

“Biasanya warga di sini yang ingin ke Wonorejo melewati jalan ini [jalan penghubung Kricikan-Sosogan]. Kasihan warga kalau seperti ini. Mereka harus berjalan memutar terlebih dahulu,” katanya.

Salah seorang warga Rejosari, Mulyani, 35, mengaku sedih saat melihat bendungan di desanya jebol. “Sehari-hari, saya berjualan di sekitar bendungan ini [penjualan minuman dan makanan]. Hari ini pun, saya juga nekat berjualan karena baru tahu bendungan ini jebol saat saya berada di sini. Saat banyak pengunjung, saya bisa meraup omzet Rp100.000. Berhubung bendungan jebol, otomatis pendapatan saya berkurang drastis,” katanya.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Bambang Jatmiko, mengatakan tim BPBD sudah mengecek bendungan di Rejosari. “Kami sudah datang ke lokasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang [PUPR] Karanganyar. Kami juga sudah mendata sekaligus memberikan arahan keselamatan untuk sementara waktu. Pemberian bantuan logistik juga sudah kami lakukan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya