SOLOPOS.COM - Tebing setinggi lebih dari 200 meter yang longsor di Turus, Beruk, Jatiyoso, dan mengancam rumah warga, Senin (6/3/2017) pagi. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Bencana Karanganyar, tebing setinggi 200 meter terancam longsor membawa 5 rumah di atasnya.

Solopos.com, KARANGANYAR — Tebing di Dusun Turus, Beruk, Jatiyoso, Karanganyar, setinggi lebih dari 200 meter ambrol, Sabtu (4/3/2017) lalu. Longsor masih berpotensi terjadi bila hujan deras mengguyur.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Jika longsor lagi, lima rumah di atas tebing itu terancam ikut terbawa jatuh ke jurang. Bahkan salah satu rumah, yakni milik Suyat, fondasinya sudah mulai terkikis. Terdapat rekahan tanah di sekitar lokasi longsor.

Kepala Desa (Kades) Beruk, Sartono, menyampaikan hal tersebut saat dihubungi Solopos.com melalui telepon seluler (ponsel), Senin (6/3/2017). “Longsornya dua hari lalu [Sabtu],” ujar dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menjelaskan tebing yang longsor berada di bagian belakang rumah warga. Jarak lokasi longsor dengan rumah warga sangat dekat. “Itu berbahaya sekali, bisa longsor lagi,” kata dia.

Sartono memerinci kondisi tebing tersebut tidak tegak lurus, melainkan sedikit landai. Warga setempat memanfaatkan bagian lereng tebing untuk menanam berbagai tanaman sayur.

Sedangkan di bagian paling bawah tebing terdapat Sungai Timun. “Lerengnya itu ada ladang, ladang, ladang, sawah, lalu paling bawah kali. Ketinggianya lebih dari 200 meter,” imbuh dia.

Kendati rawan longsor, menurut Sartono, keluarga Suyat dan warga lainnya masih tinggal di rumah mereka. Tapi mereka telah diimbau agar mengungsi ke rumah tetangga saat hujan deras.

Rumah Suyat dihuni enam orang, termasuk Suyat. “Suyat dan istrinya, bapak dan ibu mereka, lalu dua anak. Mereka masih tinggal di situ karena belum punya tempat lainnya,” tutur dia.

Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Endang Muryani, mendesak Pemkab segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi potensi terjadinya longsor susulan di Turus. Apalagi jarak lokasi longsor dengan rumah warga sudah sangat dekat. Jangan sampai Pemkab terlambat mengambil tindakan dan jatuh korban jiwa dari warga.

Apalagi saat ini curah dan intensitas hujan masih tinggi. “Ini darurat namanya. Pemkab harus segera mengambil langkah. Bila memang perlu direlokasi ya segera diproses saja,” kata dia.

Politikus PDIP itu menyayangkan lambannya upaya Pemkab menangani setiap potensi bencana. “Sebenarnya data daerah rawan longsor kan sudah ada. Tapi masih saja lamban,” kritik dia.

Di tempat terpisah, kondisi Jl. Girilayu-Matesih, Matesih, terancam putus menyusul longsornya talut di pinggir jalan itu beberapa hari lalu. Kondisi lokasi longsor kian parah.

Kendati longsor terjadi pekan lalu, belum terlihat adanya upaya perbaikan talut di lokasi tersebut. Panjang talut jalan yang ambrol mencapai 15 meter dengan ketinggian lima meter.

Warga setempat berharap Pemkab segera memperbaiki bagian talut jalan yang ambrol tersebut. Jangan sampai fondasi jalan kian terkikis dan terjadi longsor susulan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya