SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Ivan Indrakesuma)

Bencana Karanganyar, sebanyak 24 rumah di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, retak-retak.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pergerakan tanah terjadi di tiga dusun di Desa Plosorejo, Kerjo, Karanganyar, beberapa bulan terakhir. Sekitar 24 rumah retak-retak, dan sebagian sudah ditinggalkan pemiliknya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kades Plosorejo, Sukirno, saat diwawancarai Solopos.com, melalui ponsel, Jumat (30/12/2016), memerinci pergerakan tanah terjadi di Dusun Bono, Dusun Plosorejo, dan Dusun Banaran. Sebanyak delapan rumah warga di Dusun Bono retak-retak di bagian tembok dan lantai.

Sedangkan di Dusun Plosorejo tercatat enam rumah retak dan sudah dirobohkan pemiliknya bersama warga. Mereka meninggalkan rumah untuk mengungsi di tempat tinggal kerabat.

Sementara di Dusun Banaran tercatat 10 rumah rusak, empat di antaranya ditinggalkan pemiliknya. Warga lainnya mengungsi ke tempat aman bila hujan mengguyur dalam waktu lama.

Sukirno menjelaskan delapan rumah yang retak-retak di Bono masih ditinggali pemiliknya. Opsi merelokasi mereka terkendala tak ada tanah kas desa yang representatif dan aman dari longsor.

Selain itu, tanah yang dimiliki warga juga berada di wilayah yang rawan bencana longsor. “Untuk warga di Dusun Banaran opsinya relokasi mandiri. Tapi lahan mereka juga rawan longsor,” ujar dia.

Berbeda dengan warga Banaran dan Plosorejo yang sudah diusulkan mendapat bantuan relokasi via Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar. Sukirno berharap usulan tersebut bisa segera disetujui dan bantuan dicairkan.

“Usulan bantuannya berupa anggaran pembangunan rumah baru. Untuk lahannya warga sendiri yang menyediakan. Sertifikat tanah warga sudah dilampirkan dalam pengajuan bantuannya,” kata dia.

Sukirno menjelaskan retakan dan pergerakan tanah sebenarnya sudah terdeteksi sejak lama. Setiap musim penghujan selalu terjadi pergerakan tanah.

Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Endang Muryani, mengatakan inventarisasi dampak pergerakan tanah harus dilakukan menyeluruh supaya bisa disusun rencana penanganannya. Bila memang kondisi rumah dan lingkungan sudah tidak layak huni, warga diminta mengungsi sementara.

Ihwal relokasi mereka ke tempat baru juga harus dipersiapkan secara matang. Jangan sampai ada warga yang tercecer. “Data seluruh keluarga yang tinggal di lingkungan yang rawan longsor dan usulkan bantuan relokasinya bila memang dibutuhkan,” ujar politikus PDIP itu.

Endang mengimbau pejabat wilayah proaktif memantau wilayah yang mengalami retakan tanah. Apalagi intensitas hujan saat ini cukup tinggi dan berpotensi memicu tanah longsor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya