SOLOPOS.COM - Warga Buntung, Gerdu, Karangpandan, mengikuti sosialisasi bantuan sosial dari BPBD Karanganyar di desa setempat, Kamis (23/11/2017). (Istimewa/Dokumentasi BPBD Karanganyar)

 

Sebanyak 23 keluarga yang terdampak tanah bergerak di Buntung, Karangpandan, mendapat bantuan untuk relokasi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar bakal merelokasi 23 keluarga di Buntung, Gerdu, Karangpandan. Pemkab sudah memverifikasi sekaligus sosialisasi terkait bantaun sosial (bansos) senilai Rp10 juta per keluarga guna mendukung program relokasi itu.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Hendro Prayitno, mengatakan dasar pemberian bansos untuk puluhan keluarga di Buntung itu adalah surat keputusan Bupati Karanganyar nomor 360/931 Tahun 2017 tentang Penetapan Penerima Bansos Korban Bencana Tanah Gerak di Desa Gerdu.

Dusun Buntung diketahui rawan bencana tanah gerak. Kondisi tanah di Buntung sudah diteliti tim Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan tim BPBD Karanganyar beberapa waktu lalu. (Baca: Paling Rawan Longsor, Dukuh Buntung Dipasangi EWS)

“Sumber dana dari APBD Perubahan 2017. Masing-masing warga yang terdampak memperoleh bantuan Rp10 juta. Dana itu untuk pembangunan rumah warga. Saat sosialisasi tadi, kami menekankan agar warga calon penerima bansos tak menggunakan dana bantuan selain pembangunan rumah, seperti membeli hewan ternak dan kendaran,” kata Hendro Prayitno kepada Solopos.com, Kamis (23/11/2017).

Hendro Prayitno mengatakan prinsip pemberian bansos ke warga Buntung, yakni mengedepankan pemberdayaan, transparan, akuntabilitas, dan partisipasi. Melalui pemberian bansos sebagai pendukung program relokasi diharapkan dapat mengurangi ancaman bahaya tanah gerak di Buntung.

“Dengan bansos itu, semua warga sudah siap membangun rumah layak huni di lokasi yang aman. Relokasi warga Buntung modelnya mandiri. Setelah bantuan cair, warga dipersilakan membangun rumah,” katanya.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengatakan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana sudah ditingkatkan menyusul mulai tingginya intensitas hujan di Bumi Intanpari dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa ancaman bencana yang patut diwaspadai, yakni banjir dan tanah longsor. (Baca: Tuntut Relokasi, Puluha Warga Buntung Datangi DPRD Karanganyar)

“Kami sudah instruksikan BPBD Karanganyar untuk selalu mewaspadai ancaman bencana. Sudah ada anggota yang piket sepanjang 24 jam setiap harinya. Komunikasi dengan warga, pemerintah desa (pemdes), dan sukarelawan terus dilakukan scara intensif,” katanya.

Sebagaimana diketahui, tanah di kawasan Buntung dinilai tak layak didirikan rumah lantaran sering bergerak. BPBD Karanganyar sudah mengantisipasi terjadinya bencana di daerah tersebut dengan memasang alat pendeteksi longsor dan alat pendeteksi hujan.

Sebelum BPBD Karanganyar memverifikasi dan menyosialisasikan rencana relokasi, puluhan warga Buntung sempat mendatangi gedung DPRD Karanganyar, Agustus lalu. Warga di Gerdu pernah menjadi korban tanah longsor, Februari 2012.

“Warga memang masih trauma. Upaya relokasi selalu terbentur dukungan dana [lokasi pemindahan masih berada di Desa Gerdu],” kata Ketua RT 002 di Buntung, Suraji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya