SOLOPOS.COM - Sukarelawan BPBD Karanganyar mengikuti apel siaga bencana, Jumat (4/12/2015). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bencana Karanganyar, BPBD Karanganyar memantau intensif dua rekahan tanah longsor di Matesih dan Ngargoyoso.

Solopos.com, KARANGANYAR–Keberadaan dua rekahan tanah di dua lokasi berbeda di Kecamatan Matesih, dan Ngargoyoso, Karanganyar, memberikan ancaman serius bahaya tanah longsor. Rekahan tersebut berada di Dusun Dukuh, Desa Koripan, Matesih, dan Dusun Melikan, Desa/Kecamatan Ngargoyoso. Dua rekahan tersebut kali pertama ditemukan pengujung 2014.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Saat itu panjang rekahan baru beberapa meter. Saat ini rekahan tanah di Dusun Dukuh, Koripan, sudah mencapai satu kilometer. Bahkan di sekitar rekahan sempat terjadi longsor kecil. Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Nugroho, di sela Apel Kesiapsiagaan Bencana Alam di Halaman Setda Karanganyar, Jumat (4/12/2015).

Menurut dia, langkah antisipatif harus segera dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Salah satunya langkah yang sudah dilakukan dengan memasang early warning system (EWS).

“Kami sudah pasang EWS di Melikan. Bila terjadi pergerakan tanah atau longsor, warga bisa tahu dan mengambil langkah menyelamatkan diri. Mudah-mudahan tak longsor,” tutur dia.

Nugroho mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Geologi terkait rekahan di dua lokasi tersebut. Diperkirakan tanah di sekitar rekahan hanya bisa bertahan tiga tahun ke depan.
Parahnya, saat ini, mulai muncul sumber air berwarna keruh di sekitar rekahan tanah. Kemunculan sumber air tersebut bisa menjadi pertanda bahwa struktur tanah kian rapuh.

Nugroho mengaku sudah meminta masyarakat mengalihfungsikan lahan pertanian di sekitar permukiman. Tujuannya untuk mengurangi risiko terjadinya tanah longsor dalam waktu dekat.

“Warga sudah kami minta mengalihfungsikan sawah di dekat permukiman menjadi lahan kering atau pekarangan. Sebab mulai muncul sumber air berwarna keruh di sekitar rekahan,” kata dia.

Selain dua titik tersebut, menurut Nugroho, wilayah kecamatan yang berada di lereng Gunung Lawu, tergolong rawan longsor. Kondisi lahan yang berbukit dan penuh lereng, berpotensi longsor.

Musim penghujan 2015 hingga 2016 dinilai menjadi masa paling rawan bahaya tanah longsor di Karanganyar. Dia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan bencana alam.

Sedangkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengatakan saat ini ada 1.400 sukarelawan yang siap dikerahkan bila terjadi bencana alam, baik tanah longsor maupun banjir.

Mitigasi bencana menjadi langkah penting untuk mengantisipasi dampak bencana alam. Tidak hanya itu, dia menyerukan masyarakat selalu menjaga lekestarian dan keseimbangan alam.

“Hampir semua wilayah kecamatan di kabupaten ini masuk kategori rawan bencana tanah longsor. Musim penghujan menjadi masa paling rawan yang harus diwaspadai,” seru dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya