SOLOPOS.COM - Tim dari Pusat Studi Bencana (PSB) LPPM UNS Solo memasang alat deteksi pergerakan tanah saat mengecek retakan tanah di Dusun Buntung, Gerdu, Karangpandan, Karanganyar, Kamis (3/3/2016). Retakan tanah di wilayah itu berbentuk tapal kuda. (Istimewa)

Longsor Karanganyar mengancam sedikitnya 17 keluarga di Gerdu, Karangpandan.

Solopos.com, KARANGANYAR – Sebanyak 17 keluarga di Dusun Buntung, Desa Gerdu, Karangpandan, Karanganyar, masuk radius zona rawan bencana longsor retakan tanah di wilayah tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data tersebut disampaikan Camat Karangpandan, Aji Pratama Heru K, saat dihubungi solopos.com, melalui telepon seluler (ponsel), Jumat (4/2/2016). Dia mengaku sudah melakukan pengecekan di sekitar retakan tanah bersama tim dari PSB LPPM UNS, Kamis (3/3/2016).

“Ada 17 keluarga di Dusun Buntung yang tinggal di radius rawan longsor. Kalau jumlah jiwanya ya sekitar 38 orang, sebagian anak-anak dan orang lanjut usia [lansia]. Mereka sudah kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan,” tutur dia.

Heru menjelaskan pada Minggu (6/3/2016) besok, para sukarelawan dan warga akan bekerja bakti memperbaiki jalur evakuasi. Menurut dia pos pengungsian dan jalur evakuasi sebenarnya sudah ada. Titik pengungsian di rumah Fery, di lokasi yang paling tinggi danaman.
Heru mengatakan, warga Dusun Buntung sudah mengetahui keberadaan pos pengungsian dan jalur evakuasi.

“Kemarin [Kamis] saat kami cek retakan kan hujan deras lebih dari sejam. Saat itu warga langsung menuju pos pengungsian di rumah Fery,” kata dia.

Disinggung opsi relokasi warga di zona rawan longsor, Heru menyatakan, belum akan diambil. Sikap tersebut mendasarkan pada kondisi retakan, dan konsultasi dengan tim dari PSB LPPM UNS. “Saat ini masih kewaspadaan, relokasi jalan terakhir,” imbuh dia.

Sedangkan peneliti dari PSB LPPM UNS, Sulastoro mengatakan potensi longsor di Dusun Buntung, Gerdu, bersifat rayapan. Artinya, proses terjadinya longsor akibat retakan tanah, berjalan sangat lambat. Sebab material tanah tertahan bukit di sisi barat jalan.

Pendapat tersebut disampaikan Sulastoro merujuk hasil cek lokasi oleh tim dari PSB LPPM UNS. Tim dari UNS dipimpin Kepala PSB LPPM UNS, Sardjoko Lelono.

“Jika terjadi longsor, material tanahnya sekitar 100x200x20 meter kubik,” tutur Sulastoro.

Tim dari PSB LPPM UNS menduga tanah yang retak merupakan bagian dari tanah yang beberapa tahun lalu longsor. Jika terjadi longsor, Jl. Girilayu-Gerdu akan terputus. “Tanah yang bergerak ini adalah tanah yang sebagiannya telah longsor, dulu,” kata dia.

Sulastoro mengapresiasi kesigapan sukarelawan yang telah membuat jalur evakuasi dan titik pengungsian. Menurut dia langkah antisipatif tersebut sangat tepat dilakukan. “Bagus sekali. Kesadaran warga tentang ancaman longsor juga tinggi,” imbuh dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya