SOLOPOS.COM - Petugas Apron Movement Control (AMC) Bandara Sultan Thaha Jambi mengecek kondisi pesawat Susi Air jenis Caravan C.208B yang diparkir di landasan yang diselimuti kabut asap di Jambi, Kamis (3/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Wahdi Septiawan)

Bencana kabut asap membuat ribuan penumpang pesawat telantar setiap harinya

Harianjogja.com, SLEMAN--Kabut asap yang menyelimuti sebagaian wilayah Indonesia turut berdampak pada dunia penerbangan. Maskapai penerbangan turut mengalami kerugian.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Advisor to CEO Sriwijaya Air Franky Gan mengatakan, kabut asap memberikan pengaruh yang signifikan. Kerugian secara materi belum dihitung, namun setiap hari ada sekitar 3.000 penumpang yang terganggu penerbangannya.

“Asap ini tidak bisa diprediksi. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami selalu memberikan informasi kepada penumpang [tentang perkembangan],” ujar dia di Mataram Grand Ballroom Sheraton Mustika Jogja Resort and Spa, Sleman, Kamis (22/10/2015).

Ia menjelaskan, beberapa penerbangan terganggu mulai dari Sumatera, Kalimantan, hingga Papua. Sekitar 800 hingga 1.000 penumpang yang terganggu penerbangannya di Sumatera. Ada dua penerbangan yang terganggu di Kalimantan atau sekitar 400 penumpang.

“Di Palu dan Timika ada sekitar dua pack atau 400an penumpang. Sehari sekitar 3.000 penumpang yang stranded [terlantar],” ungkap dia.

Untuk menjaga kenyamanan penumpang, semua crew disiapkan. Bahkan, dalam masa seperti sekarang, crew tidak diperbolehkan cuti untuk menjaga kenyamanan penumpang. Informasi terus diberikan kepada penumpang. “Kami juga membagikan roti, makanan untuk penumpang,” ujar dia.

Pelayanan yang baik terus diberikan kepada pelanggan. CEO Sriwijaya Air Chandra Lie menjelaskan, salah satu langkah yang diambil yakni dengan mendatangkan armada baru. Sriwijaya Air sudah memesan pesawat Boeing 737 800MAX untuk 2018.

Harapannya bisa mempertebal dan mengganti pesawat dengan pesawat yang baru. Untuk 2016, Sriwijaya Air sudah menandatangani pembelian 12 pesawat baru dan pada 2017 akan menambah 15 pesawat baru. “Pesawat baru yang akan didatangkan lebih efisien di sisi konsumsi avtur,” ujar dia.

Tahun ini ia berharap ada kenaikan jumlah penumpang sebesar 6% hingga 8% dibandingkan tahun lalu. Pada 2014, Sriwijaya Air mencatat ada 9,5 juta penumpang. Tahun 2015, ditargetkan ada 11 juta penumpang. “Untuk 2016, kami menargetkan bisa mengalami peningkatan 10 persen,” ujar dia.

District Manager Sriwijaya Air Area Jogja Faisal Rahman mengungkapkan, perkembangan Sriwijaya Air di DIY cukup bagus. Dari sisi keterisian penumpang, ia menilai secara rata-rata masih baik yakni 89%.

Sriwijaya Air memiliki lima rute dan enam penerbangan di DIY. Rencananya, pada akhir November 2015 akan ada penambahan rute Jogja-Denpasar yang bisa terhubung dengan Maumere, Waingapu, Dili, Kupang, dan Pelabuhan Bajo dengan menggunakan pesawat Boeing 737 500NG berkapasitas 120  orang.

“Satu hari satu fligth pada pukul 06.00 WIB. Selama ini, untuk pergi ke wilayah timur harus melalui Surabaya, nantinya bisa via Denpasar,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya