SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Bencana berupa banjir bandang yang disertai longsor, lokasinya di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, dikunjungi warga.

Semarangpos.com, MAGELANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, meminta warga yang tidak terdampak bencana banjir dan tanah longsor untuk tidak berkermun di kawasan lokasi bencana Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Ganjar saat meninjau lokasi bencana banjir dan tanah longsor di RT 008/RW 005, Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Minggu (30/4/2017). Orang nomor satu di Jateng itu melihat banyak masyarakat yang tidak memiliki kepentingan datang dan berkerumun di lokasi bencana banjir bandang.

Ia khawatir pascabanjir bandang disertai lumpur yang menerjang permukiman warga, Sabtu (29/4/2017), terjadi bencana susulan karena kondisi cuaca masih kerap turun hujan.

“Semua [warga] dari bawah ingin naik mendekati lokasi banjir. Mungkin mereka berempati ingin membantu. Tapi, saya khawatir karepe nulung malah ditulung. Jangan sampai para penonton justru jadi korban,” ujar Ganjar seperti dikutip laman internet resmi Pemprov Jateng, Minggu.

Ganjar menjelaskan tradisi dan budaya masyarakat Jateng yang guyub dan rukun memang mendorong warga mengunjungi lokasi bencana. Namun, warga yang menonton itu harus berada di luar garis kuning agar tidak mengundang bahaya susulan karena lokasi bencana yang ada di perbukitan. Selain itu, kehadiran warga yang berkerumun di lokasi juga kerap mengganggu petugas dalam melakukan evakuasi atau pencarian korban yang tertimbun lumpur dan bebatuan.

“Warga yang menonton harus di luar garis kuning. Kalau tidak mau menyingkir maka petugas harus memaksa mereka menjauh dari lokasi bencana,” beber Ganjar.

Bencana banjir bandang melanda Desa Sambungrejo, Grabag, Kabupaten Magelang, pada Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB. Akibat banjir itu 50 rumah warga yang terletak di lima dusun, yakni Sambungrejo, Nipis, Karanglo, Deles, dan Kalisapi, mengalami kerusakan.

Informasi dari Basarnas Jateng yang diterima Semarangpos.com, Minggu sore, sejak terjadinya bencana pada Sabtu sore hingga Minggu pukul 15.00 WIB, sudah ada 10 korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Ke-10 korban meninggal dunia itu, yakni Risma, 3, Kamirah, 33, Supar, 65, Sunikah, 60, Slamet, 65, Catur Deni Firmanto, 35, Fayat Zaidan Al Afjari, 4, Paryah, 40, Siti Mardiah, 45, dan Nayla Sulistiyorini, 6.

Catur Deni tewas saat banjir bandang menerjang rumahnya, bersama dua anaknya, Risma dan Fayat, serta pembantu Paryah. Sementara, istri Catur Deni, Ariyani, yang bertugas sebagai bidan desa di wilayah itu, berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat dan saat ini masih menjalani perawatan di Puskesmas Grabag.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya