SOLOPOS.COM - Tim SAR menggunakan perahu karet mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Ledoksari, Pajang, Laweyan, Solo, Selasa (4/10/2016) malam. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Bencana Jateng, dana yang siap dipakai untuk menangani bencana di Provinsi Jateng mencapai Rp320 miliar.

Solopos.com, WONOGIRI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan dana lebih dari Rp320 miliar untuk menangani bencana di Jateng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dana itu akan diberikan sesuai ancaman bencana di daerah masing-masing. Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Sarwa Pramana, saat berkegiatan di Wonogiri, Sabtu (8/10/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Sarwa tak memerinci dana tersebut untuk alokasi tahun ini atau tahun depan. Dia mengatakan dana ratusan miliar tersebut merupakan dana siap pakai yang akan diberikan kepada setiap daerah yang memiliki wilayah rawan bencana longsor dan banjir.

Masing-masing daerah mendapat alokasi Rp9 miliar-Rp10 miliar. Sarwa menyebut di Jateng terdapat 32 daerah rawan bencana.

“Kami juga punya dana tak terduga Rp40 miliar. Kalau daerah kekurangan anggaran untuk penanganan bencana silakan mengaksesnya,” kata pria yang pernah menjadi penjabat (Pj) Bupati Wonogiri itu.

Dia melanjutkan bantuan logistik sudah disalurkan ke daerah-daerah dan Kantor Badan Koordinator Wilayah (Bakorwil). BPBD diminta merespons cepat setiap kejadian bencana sebagai representasi pemerintah. Pemerintah dituntut selalu hadir dalam setiap kondisi darurat. Oleh karena itu menurut dia respons cepat menjadi nomor satu.

“Kalau perlu bisa langsung telepon bupati/wali kota, karena mereka orang pertama yang paling bertanggung jawab [dalam penanganan bencana],” kata Sarwa.

Pada bagian lain, dia menyatakan status darurat bencana untuk Jateng ditetapkan 10 Oktober 2016 hingga akhir Maret 2017. Semua pihak diminta meningkatkan kewaspadaan menyikapi musim penghujan yang puncaknya diprediksi terjadi Januari tahun depan.

“Semua BPBD di Jateng sudah saya minta memetakan dan mengidentifikasi wilayah rawan bencana. Agar semua respons cepat, BPBD akan mendirikan posko [pos komando]. Total di Jateng nanti ada 115 posko,” imbuh dia.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan hingga saat ini belum mengajukan bantuan dana tak terduga Jateng mengingat dana tak terduga Wonogiri masih ada. Dana tak terduga tidak hanya digunakan untuk bencana, tetapi juga untuk penanganan kondisi darurat lainnya, seperti untuk pembangunan pasar darurat karena pasar induk terbakar, pembangunan tempat pengungsian atas peristiwa konflik, dan sebagainya.

Bambang baru mengajukan pencairan dana tak terduga untuk penanganan tanah longsor di Tirtomoyo. “Sebanyak 121 desa di 25 kecamatan [seluruh kecamatan di Wonogiri] rawan tanah lonsor. Kalau wilayah rawan banjir terdapat di 55 desa di 21 kecamatan. Kami akan membangun tiga posko, yakni posko induk di kantor [BPBD], dua posko lainnya di Baturetno dan Purwantoro,” terang Bambang pada kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya