SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu rumah warga yang terkena tanah longsor, Minggu (14/8/2016). (JIBI/Madiunpos.com/Istimewa)

Bencana Jateng diantisipasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng) dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Siaga Darurat Bencana Tanah Longsor.

Semarangpos.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng) menetapkan bulan Oktober 2016 sebagai Bulan Siaga Darurat Bencana Tanah Longsor. Penetapan bulan Oktober sebagai Bulan Bulan Siaga Darurat Bencana Tanah Longsor ini tak terlepas dari kondisi cuaca ekstrem yang saat ini melanda hampir seluruh wilayah di 35 kabupaten dan kota di Jateng .

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana, memprediksi siklus musim hujan akan mencapai puncaknya pada Januari atau Februari 2016. Meski demikian, musim peralihan atau pancaroba yang kerap menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan dalam intensitas lebat dengan disertai angin kencang diperkirakan terjadi pada Oktober nanti.

Ekspedisi Mudik 2024

Oleh karenanya, sangat logis jika pihaknya menetapkan bulan Oktober 2016 sebagai Bulan Siaga Darurat Bencana Tanah Longsor. “Hampir semua kabupaten/kota di Jawa Tengah ada titik rawan longsor. Jumlahnya 29-31 titik per daerah,” ujar Sarwa saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Senin (26/9/2016) siang.

Sarwa melanjutkan dari 35 kabupaten dan kota di Jateng itu, Banjarnegara menjadi daerah yang paling patut diwaspadai bahaya bencana longsor. Di Banjarnegara terdapat 18 kecamatan yang berpotensi mengalami bencana longsor susulan. Bahkan, dari data terakhir yang diterima BPBD Jateng pada Minggu (25/9/2016), Banjarnegara baru saja diterjang dua bencana tanah longsor di dua desa.

Bencana tanah longsor di dua desa Kabupaten Banjarnegara itu menyebabkan jatuhnya satu korban jiwa dan delapan orang lainnya mengalami luka-luka di Desa Sidengkok, Pejawaran, Banjarnegara. Sementara, longsor lainnya terjadi di Desa Sirukem RT 002/RW 001, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara. Terjangan tanah longsor di Desa Sirukem itu menimpa rumah milik Ali Mundasir dan menyebabkan tiga orang luka-luka.

”Korban yang meninggal sudah dimakamkan. Cuaca saat ini memang sudah kerap hujan. Praktis, kita harus waspadai bencana longsor. Apalagi, di tiap titik selalu ada rawan longsor,” imbuh Sarwa.

Sarwa menambahkan akibat bencana itu pemerintah di tiap daerah telah menyiapkan dana perbaikan pascabencana. Dana itu jumlahnya bervariasi mulai dari Rp3 miliar-Rp5 miliar. “Dana itu belum termasuk dana cadangan yang disiapkan Pemprov [Pemprov] Jateng dan BNPB,” jelas pria yang pernah menjadi penjabat Bupati Wonogiri itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya