SOLOPOS.COM - Petugas membawa korban bencana banjir yang terjadi di Desa Kepek. Aksi tersebut merupakan bagian dari Gladi Desa Tangguh Bencana yang dilaksanakan di Bali Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul, Selasa (30/8/2016). (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Bencana Gunungkidul berupa banjir mengancam warga di Desa Kepek

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Posisi Desa Kepek, Wonosari yang berada di tengah perkotaan masih menyimpan ancaman potensi bencana yang cukup besar salah satunya yakni bencana banjir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Desa Kepek, Bambang Setiawan mengatakan bahwa permasalahan banjir yang kerap melanda Wonosari bukan disebabkan oleh buruknya kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah.

Dikatakannya, bahwa saat ini masyarakat Desa Kepek sudah melakukan pemilahan sampah dengan baik dan benar. Namun tetap saja setiap tahun selalu menjadi wilayah langganan banjir.

Menurutnya, permasalahan banjir disebabkan oleh rusaknya sejumlah infrastruktur sepanjang Sungai Besole yang mengelilingi wilayah Desa Kepek.

“Sering kami sampaikan bahwa sejumlah talut sudah mulai rusak terutama di wilayah Trimulyo I, Trimulyo II. Sehingga setiap kali hujan deras air pasti meluap karena posisi talut di beberapa titik sudah rusak,” kata Bambang, Selasa (30/8/2016).

Bersambung halaman 2

Dengan permasalahan tersebut pihaknya berharap agar pemkab Gunungkidul segera tanggap dan melakukan pembangunan perbaikan infrastruktur di wilayah rawan banjir. Sehingga di tahun berikutnya tak perlu kembali terjadi bencana berulang khususnya di Desa Kepek.

Menanggapi permasalah itu, saat ini Desa Kepek bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY dan BPBD Gunungkidul untuk menyiapkan masyarakat agar tanggap terhadap bencana.

Sedikitnya 200 orang terlibat dalam Gladi Desa Tangguh Bencana yang dilaksanakan di halaman Balai Desa Kepek, Kecamatan Wonosari. Gladi tersebut dihadiri oleh Kepala Harian BPBD DIY Krido Suprayitno, Kepala BPBD Gunungkidul Budhi Harjo, Camat Wonosari serta sejumlah Muspika Wonosari.

Dalam kesempatan tersebut diharapkan masyarakat dapat tanggap dan terlatih ketika terjadi bencana yang dapat datang sewaktu-waktu. Warga Desa Kepek dilatih untuk siap menjadi relawan dan dapat mengatasi permasalahan terkait bencana alam yang ada di Desa Kepek.

“Semua pihak terlibat yakni perwakilan setiap dusun. Nantinya, semua warga harus siap dalam aksi penanggulangan bencana,” ujarnya.

Bersambung halaman 3

Sementara itu, Kepala Harian BPBD DIY, Krido Suprayitno mengatakan bahwa Gladi Desa Tangguh Bencana tersebut dilakukan sebagai langkah untuk meminimalisir resiko bencana.

Beberapa materi tanggap bencana yang sebelumnya telah diberikan kepada warga kemudian dipraktikKan dalam Gladi Desa Tangguh Bencana.

Ia mengakui potensi bencana di DIY memang masih besar untuk di perkotaan, antara lain yakni kebakaran, banjir, angin puting beliung, longsor serta gempa bumi masih mengancam. Sedangkan untuk desa rawan bencana, dari 438 Desa di DIY terdapat sebanyak 301 Desa berpotensi rawan bencana.

“Di Gunungkidul dari 301 desa di DIY, ada sekitar 133 desa di Gunungkidul yang rawan bencana. Sehingga kami harus fokus di Gunungkidul yang memiliki karakteristik khusus terkait daerah rawan bencana,” kata dia.

Sebagai pelaksana harian BPBD pihaknya berupaya memantapkan koordinasi dalam hal mitigasi pengurangan resiko bencana, sekaligus memberikan peran kepada masyarakat.

“Diharapkan mereka dapat tangguh dan memiliki kemandirian dalam pengurangan resiko bencana kalau bisa sampai tidak ada korban, masyarakat harus berperan disini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya