Tebing rawan longsor di lima kecamatan yang ada di dua kabupaten, yakni Bantul dan Kulonprogo mendapatkan perhatian serius
Harianjogja.com, JOGJA– Tebing rawan longsor di lima kecamatan yang ada di dua kabupaten, yakni Bantul dan Kulonprogo mendapatkan perhatian serius.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Tahun 2017 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan kajian teknis terhadap lima titik di lima kecamatan tersebut, masing-masing adalah empat kecamatan di Kulonprogo, yakni Temon, Kalibawang, Samigaluh, dan Kokap, serta satu kecamatan di Bantul, yakni Piyungan, tepatnya di kawasan Bukit Bintang.
Kepala BPBD DIY Krido Suprayitno menjelaskan, kajian itu dilakukannya untuk mengetahui tingkat kerawanan kawasan terhadap ancaman tanah longsor. Sejauh ini, dari aspek kemampuan dan daya dukung tanah, kelima titik itu memang memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi terhadap bencana tanah longsor.
Selain alasan daya dukung tanah, pemilihan kelima titik itu, menurut Krido juga didasarkan pada tingkat kepadatan penduduk yang ada di kawasan tersebut. Mantan Camat Depok, Kabupaten Sleman itu mengatakan, kelima titik tersebut merupakan pusat pertumbuhan kawasan pariwisata.
“Menurut BMKG, potensi musim hujan diperkirakan akan datang akhir tahun ini. Jadi lebih baik kami siaga sejak sekarang, untuk pencegahan,” kata Krido kepada wartawan, Minggu (17/9/2017).
Oleh sebab itu, ia berharap hasil kajian yang menelan anggaran sebesar Rp80 juta itu nantinya bisa menjadi rekomendasi dasar perencanaan kawasan jangka pendek tahun 2018 mendatang. Khusus di kawasan Bukit Bintang, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, ia mengharapkan pemerintah terkait bisa lebih ketat dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
“Mengingat potensi kerawanannya yang sangat tinggi, saya harap ada pengetatan dan pengendalian bangunan yang ada di atas tebing,” tegasnya.