SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Bencana Cilacap berupa tanah bergerak terjadi di Desa Datar, Cilacap.

Semarangpos.com, CILACAP – Tanah bergerak dilaporkan terjadi di Desa Datar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tri Komara Sidhy.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Berdasarkan laporan awal yang kami terima, pergerakan tanah di Desa Datar, Kecamatan Dayeuhluhur, terjadi pada tebing dan cenderung mengarah ke area persawahan,” katanya di Cilacap, Kamis (4/2/2016).

Kendati demikian, dia mengatakan jika tanah dari tebing itu jatuh ke sawah dikhawatirkan berdampak terhadap 10 rumah warga di sekitarnya.

Menurut dia, pihaknya telah menerjunkan tim ke lokasi kejadian untuk melakukan identifikasi guna penanganan lebih lanjut di wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat itu.

“Hari ini [Kamis], kami menerjunkan tim untuk mengecek lokasi, memprakirakan kemungkinan yang akan terjadi, dan menghitung perkiraan kerugian yang dapat ditimbulkan. Tim juga akan memotret lokasi tanah bergerak itu,” katanya.

Selain Desa Datar, kata dia, tanah ambles juga mengancam sekitar 50 rumah di Desa Sumpinghayu, Kecamatan Dayeuhluhur.

Ia mengatakan pihaknya telah mengecek lokasi tanah ambles di Desa Sumpinghayu.

“Di Sumpinghayu perlu dibuat tanggul darurat untuk penanganan tanah ambles itu,” katanya.

Lebih lanjut, Komara mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana longsor atau tanah bergerak maupun banjir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut karena berdasarkan prakiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan pada bulan Februari di wilayah Cilacap bagian barat-utara cukup tinggi.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (BPBD) Cilacap Martono mengatakan bahwa tanah ambles yang terjadi di Desa Sumpinghayu berada di area persawahan dengan diameter 5 meter dan kedalaman 7 meter.

Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa tanah ambles mengancam sekitar 50 rumah warga Desa Sumpinghayu.

“Potensi bencana ancaman ini bersumber dari hidrometeorologis, yaitu suatu kejadian yang terjadi disebabkan oleh air karena curah hujan yang tinggi,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo memprakirakan cucah hujan pada bulan Februari untuk wilayah pesisir selatan Cilacap berkisar 200-300 milimeter.

Sementara untuk wilayah barat-utara yang meliputi Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung diprakirakan 300-400 milimeter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya