SOLOPOS.COM - Kondisi jalan penghubung Dukuh Sidomulyo, Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo, dengan Dukuh Nanggulan, Desa Krasak, Kecamatan Teras, retak dan berpotensi terjadi longsor susulan. Foto diambil Rabu (19/1/2017). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Bencana Boyolali, retakan jalan di wilayah Dlingo mengancam sedikitnya 6 rumah warga.

Solopos.com, BOYOLALI — Sedikitnya enam rumah warga terancam bahaya longsor akibat retakan tanah di jalan penghubung Desa Dlingo dengan Desa Krasak, Kecamatan Teras, tepatnya di Dukuh Sidomulyo RT 002/RW 001 Desa Dlingo, Mojosongo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah Desa (Pemdes) Dlingo, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, belum bisa berbuat banyak untuk mengantisipasi potensi longsor susulan akibat retakan di jalan itu. Pemdes Dlingo baru sebatas membuat laporan resmi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali terkait kerusakan infrastruktur yang bisa memicu bencana longsor. (Baca juga: Longsor Mengancam Wilayah Ini Sampai Pertengahan Februari)

Sedangkan warga setempat berinisiatif menutup retakan jalan tersebut dengan tanah serta membuat talut sementara di sepanjang jalan. Selain rumah milik Narto Giman, 65, yang terdampak longsor tebing jalan, lima rumah warga lain yang sederet di kawasan tersebut juga terancam.

Para pemilik rumah waswas dengan potensi longsor susulan di jalan itu. Saat ini, tebing setinggi tujuh meter yang selama ini menjadi talut jalan sudah longsor selebar dua meter ke bahu jalan.

Panjang longsoran mencapai 25 meter. Rumah warga yang terancam terdampak longsoran antara lain milik Sumardi, Sunardi, Fahrudin, Tarmo Pawiro, dan Wahyono. Sunardi terpaksa membangun rumah di bantaran tebing tersebut karena tak punya lahan lain.

Sebelumnya, dia dan warga lainnya sudah mengantisipasi longsor dengan membuat fondasi pada tebing. “Tapi sepertinya potensi longsor tak bisa dihindari karena kondisi jalannya yang retak,” kata Sunardi saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (20/1/2017).

Kepala Desa Dlingo, Tahanta, menyampaikan laporan terkait potensi longsor di Dlingo tidak hanya dilaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, tetapi juga ditembuskan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) dan Bupati Boyolali.

Menurut dia, panjang retakan di jalur tersebut tidak hanya 50-an meter tetapi mencapai 188 meter. “Untuk sementara retakan diuruk tanah untuk meminimalkan masuknya air hujan ke dalam tanah” kata Tahanta.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Purwanto, mewakili Kepala Pelaksana BPBD Boyolali, Nur Khamdani, menyatakan perbaikan infrastruktur disesuaikan dengan status jalan. “Kami berharap pemdes setempat bisa memanfaatkan dana desa untuk perbaikan infrastruktur jalan karena itu jalan desa.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya