Bencana Boyolali, BPBD Boyolali memetakan 25 desa masuk peta rawan longsor.
Solopos.com, BOYOLALI–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali memasukan 25 desa di enam kecamatan ke dalam peta rawan longsor.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Peta rawan longsor diperoleh setelah BPBD melakukan kajian bersama ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. 25 desa itu ada di Kecamatan Selo sebanyak 10 desa, Kecamatan Cepogo sebanyak tiga desa, Kecamatan Musuk sebanyak empat desa, Kecamatan Ampel sebanyak empat desa, ditambah dua desa di Kecamatan Klego dan satu desa di Kecamatan Kemusu.
“Selo itu semuanya masuk peta rawan longsor. Untuk Cepogo adalah desa-desa yang ada di bagian barat, semuanya ada di lereng gunung, Gunung Merapi dan Merbabu,” kata Kepala BPBD Boyolali, Nur Khamdani, didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Sudarmono, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Jumat (11/3/2016).
Dia menjelaskan tingkat kemiringan tebing di desa-desa yang berada di lereng Merapi Merbabu rata-rata cukup tinggi lebih dari 40 derajat. Sifat tanah di kawasan tersebut juga sangat gembur dan banyak mengandung batuan muda dan pasir sehingga berpotensi longsor jika terus diguyur hujan deras.
Inilah 25 desa yang masuk peta rawan longsor:
Kecamatan Selo:
1. Desa Jeruk
2. Desa Jrakah
3. Desa Klakah
4. Desa Lencoh
5. Desa Samiran
6. Desa Selo
7. Desa Senden
8. Desa Suroteleng
9. Desa Tarubatang
10. Desa Tlogolele
Kecamatan Musuk :
1. Desa Mriyan
2. Desa Sangup
3. Desa Jemowo
4. Desa Cluntang
Kecamatan Cepogo :
1. Desa Wonodoyo
2. Desa Sukabumi
3. Desa Genting
Kecamatan Ampel :
1. Desa Ngangrong
2. Desa Candisari
3. Desa Ngadirojo
4. Desa Sampetan
Kecamatan Klego :
1. Desa Gondanglegi
2. Gunungmadu
Kecamatan Kemusu :
1. Desa Kendel