SOLOPOS.COM - Akses jalan Klewor-Bawu, Kecamatan Kemusu, terputus akibat luapan air Sungai Braholo dan peningkatan elevasi Waduk Kedung Ombo (WKO). Foto diambil Kamis (2/2/2017). (JIBI/Solopos/Istimewa)

Bencana Boyolali, sedikitnya 39 rumah tergenang air akibat luapan WKO

Solopos.com, BOYOLALI — Dampak luapan Sungai Braholo dan Waduk Kedung Ombo (WKO) di wilayah Kemusu, Boyolali, meluas. Rumah warga yang tergenang luapan air Sungai Braholo yang bermuara ke WKO tercatat tidak hanya berada di Dukuh Guyuban, Desa Sarimulyo, tapi merambah ke puluhan rumah di sejumlah desa lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, wilayah terdampak luapan WKO antara lain Dukuh Tremes RT 004/RT 002, Desa Kedungmulyo, Kecamatan Kemusu, sebanyak 10 rumah; Dukuh Mlanggi RT 004/RW 004, Desa Genengsari, sebanyak 22 rumah; Dukuh Bawu RT 002/RW 001, Desa Bawu, satu rumah, serta di Dusun Gumukrejo, Desa Klewor, 6 rumah. (Baca: Sabuk Hijau WKO Terendam Air, Petani Terancam Gagal  Panen)

“Elevasi WKO pada Kamis [2/2/2017] sempat naik ke posisi 90,36 mdpl [meter di atas permukaan laut]. Untuk hari ini [Jumat, 3/2/2017] mulai surut meski hanya 2 sentimeter,” kata Koordinator SAR WKO, Sarwono, kepada Solopos.com, Jumat.

Menurut Kapolsek Kemusu, AKP Arifin Suryani, peningkatan elevasi WKO salah satunya dipicu luapan aliran Sungai Serang yang juga bermuara ke WKO. “Dari puluhan rumah yang tergenang, rata-rata mengalami ketinggian genangan sekitar 10 sentimeter hingga 50 sentimeter dan sebagian besar menggungsi ke rumah saudara yang tidak jauh dari lokasi,” kata Arifin.

Sebagai informasi, rumah warga yang tergenang air tersebut berada di lokasi sabuk hijau WKO dan ada sebagian di lokasi sabuk kuning dan sabuk merah. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Purwanto, menjelaskan tim reaksi cepat (TRC) BPBD bakal standby 24 jam di wilayah rawan bencana, salah satunya Kemusu.

“Selain tim TRC BPBD, tim siaga tingkat kecamatan juga tetap akan waspada, tidak hanya saat ini tetapi sampai akhir Maret,” ujar Purwanto.

BPBD Boyolali, pada Kamis lalu mengirim satu perahu karet ke Kemusu. “Hari ini kami kirim satu perahu karet lagi untuk membantu warga yang akan menyeberangi genangan. Perahu karet itu kami kirim ke Sarimulyo dan Bawu,” imbuh Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo.

Menurut dia, akses warga harus dibantu perahu bermesin untuk menghindari bahaya seperti hanyut di tengah-tengah genangan. “Kami juga mengimbau warga untuk tidak membersihkan sampah di tengah genangan tanpa alat pengaman yang memadai karena masih sangat berbahaya,” ujar Kurniawan.

Luapan sungai di Bawu bukan semata-mata karena peningkatan elevasi WKO namun ada kiriman air dari Salatiga. “Kalau daerah barat hujan deras, banjir berpotensi melanda Bawu.”

Selain menggenangi rumah warga, jalan dari Klewor menuju Desa Bawu masih terputus lantaran digenangi air. Jembatan Gantung Bawu sudah bisa dilewati tetapi masih sangat rentan. Pada kondisi cuaca tertentu, warga diimbau untuk tidak mendekati jembatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya