SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana tanah longsor. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Bencana Boyolali, ada sekitar 10 rumah di Wonosegoro yang terancam longsor.

Solopos.com, BOYOLALI — Sedikitnya sepuluh rumah warga di tepian Sungai Bancak, Dukuh Dukuh, Desa Repaking, Wonosegoro, berada di kawasan rawan longsor. Di tepi sungai tersebut sempat terjadi tebing longsor yang merobohkan tiga unit rumah warga pada 2,5 bulan lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Camat Wonosegoro, Hari Harianto, mengatakan sepuluh rumah tersebut menjadi saksi bisu saat tiga rumah di dekatnya roboh dalam insiden tebing longsor. Dia telah menawarkan relokasi kepada sepuluh pemilik rumah itu.

“Yang jelas, saat ini sepuluh rumah warga masih berdiri di tepi sungai dengan kondisi talut sudah longsor,” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa (9/5/2017).

Hari menegaskan Pemkab Boyolali telah melayangkan surat permohonan perbaikan talut kepada pengelola daerah aliran sungai Pemprov Jateng. Perbaikan dilakukan dengan memasang beronjong agar longsoran talut tak meluas.

“Namun, hingga sekarang proyek pemasangan beronjong belum dimulai. Mungkin masih menunggu aliran sungai surut dulu,” terangnya.

Jika perbaikan talut berjalan mulus dan longsor susulan bisa dicegah, Hari tak akan memaksa warga mengikuti program relokasi. Namun, jika talut kembali longsor saat hujan, pilihan terbaiknya ialah merelokasi warga ke lokasi yang aman.

“Kami telah menyiapkan tanah oro-oro tak jauh dari lokasi rumah saat ini. Jika memang keselamatan warga kami terancam akan kami relokasi ke sana,” ujar Hari.

Sepuluh rumah warga di tebing Sungai Bancak itu berada di RT 002/RW 004, Desa Repaking. Setelah longsor, dua rumah yang ambruk telah digeser ke sisi terjauh tebing sungai. Sementara satu rumah telah direlokasi ke tanah saudaranya.

“Nah, sekarang masih ada sepuluh rumah yang juga berada di tebing sungai. Jika hujan deras dan terjadi longsoran susulan, warga terancam keselamatannya,” tambahnya.

Meski demikian, Hari masih mengupayakan normalisasi Kali Bancak dan perbaikan talut. Harapannya, tebing menjadi lebih kuat dan aliran air tak meluap ke permukiman warga.

“Sejumlah instansi terkait sudah kami surati, mulai DPU [Dinas Pekerjaan Umum] dan BBWSBS [Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo]. Harapannya ada pebaikan bronjong tebing sungai dan normalisasi,” paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya