SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas dari Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul dibantu warga mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah warga akibat angin puting beliung, di Dusun Depok, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Bantul. Senin (8/11). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Bencana Bantul berupa angin kencang menyebabkan sebuah rumah rusak

Harianjogja.com, BANTUL- Firasat buruk sudah dirasakan Banardi , 49, saat akan meinggalkan rumahnya di Dusun Depok, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Bantul untuk menjemput istri di daerah Kota Gede, Kota Jogja Senin (7/11/2016) sore.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Firasatnya terbukti ketika pulang kerumah, dia mendapati rumah bagian belakangnya sudah tertimpa pohon jati berdiameter 50 centimeter dengan tinggi tidak kurang dari 25 meter.

Awan hitam sempat bergelayut di atas langit Dusun Depok dan sekitarnya pada siang hari. Sekitar pukul 16.30 WIB terjadi rintik hujan, diiringi angin yang berhembus kencang. Beberapa saat kemudian angin berputar kencang, membuat pohon-pohon tinggi meliuk-liuk. Tak sampai lima menit angin kemudian merobohkan beberapa pohon.

Agus, warga Dusun Depok yang tinggal tak jauh dari rumah Banardi, menceritakan kejadian yang dilihatnya pada sore itu. Dia mendengar suara gemuruh beberapa pohon tumbang akibat adanya angin kencang yang terjadi tak lebih dari lima menit itu.

“Cuma sekitar lima menit tapi itu sudah membuat saya takut sampai gemetar,” ujarnya, Selasa, (8/11/2016).

Bersambung halaman 2

Sementara itu Banardi masih ingat betul saat meninggalkan rumah untuk menjemput istrinya.

 

Tepat pukul 15.22 WIB  dia mengendarai motor keluar rumah. Diiringi mendung dan awan gelap saat perjalanan, firasatnya sudah mulai tak enak kala harus meninggalkan dua anaknya sendirian di rumah.

Perasaan Banardi kemudian campur aduk sesaat setelah pulang ke rumah petang itu. Dia kaget bercampur lega menyaksikan rumah sederhana berukuran 4×8 meter persegi miliknya tertimpa pohon jati. Namun perasaan lega juga dirasakanya ketika melihat dua putranya Iqbal, 11, dan Ramdani, 16, dalam kondisi sehat meskipun saat kejadian berlangsung keduanya berada di dalam rumah.

Banardi bersama dengan kedua putranya dan istrinya, Wagirah, kemudian mengungsi ketempat sanak saudaran yang tidak jauh dari tempat dia tingggal. Dia sengaja mengungsi karena takut dengan angin puting beliung susulan, selain itu juga karena rumahnya tak dapat ditempati. Atap rumahnya rusak mengakibatkan air hujan masuk ke dalam rumah.

Pohon jati yang menimpa rumanya itu merupakan milik pamannya. Usia pohon yang sudah puluhan tahun dan ditaksir harganya sekitar Rp10 juta itu tepat menimpa bagian belakang atap rumahnya. Akibatnya sebagian genteng dan kayu kerangka atap juga patah. Selain itu sebagian tembok rumahnya juga mengalami sejumlah keretakan.

Pria berbadan kurus yang keseharian berprofesi sebagai penjahit ini hanya bisa pasrah menyaksikan rumahnya sebagian rusak. Namun senyumnya sedikit mengembang tatkla melihat para tetangganya yang datang bergotong royong memperbaiki rumahnya.

Kepada Dusun Depok, Suratija secara sukarela memberikan bantuan sejumlah genteng kepada Barnadi. Sementara Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penangulangan Bencana Daearah (BPBD) Kabupaten Bantul, bersama dengan Polsek Pandak, dan Koramil Pandak juga membantu melakukan evakuasi pohon yang tumbang dengan membawa berbagai peralatan khusus seperti gergaji mesin dan katrol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya