SOLOPOS.COM - ilustrasi banjir (JIBI/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO--Ratusan keluarga di Kabupaten Sukoharjo terancam banjir sepanjang musim penghujan ini.

Namun yang paling berisiko terdampak bencana yakni warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo. Informasi yang dihimpun , Senin (23/12/2013), warga bantaran Sungai Bengawan Solo tersebar di Desa Laban dan Gadingan, Kecamatan Mojolaban dan Kadokan, Grogol.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu ada juga di Desa/Kecamatan Grogol. Kepala Desa (Kades) Gadingan, Asih Suroso mengatakan jumlah warga bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayahnya sekitar 200 jiwa. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan warga bantaran di Desa Laban.

“Jumlah warga bantaran sekitar 200 jiwa, paling banyak di wilayah Mojolaban. Situasi sekarang masih relatif kondusif, air Sungai Bengawan Solo belum begitu mengkhawatirkan,” katanya. Namun dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

Kades Laban, Mojolaban, Sugino mengatakan jumlah warga bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayahnya sekitar 51 keluarga. Dia menjelaskan, 51 keluarga tersebut tersebar di Dukuh Mojo, Jatiteken, Soroyudan dan Widoro Kandang. Dari jumlah itu, delapan keluarga di antaranya tinggal di tanah negara. Sedangkan sisanya merupakan tanah hak milik (HM).

Dia mengusulkan supaya warga bantaran tersebut direlokasi ke daerah yang aman dari banjir. Konsepnya seperti relokasi di Kota Solo. Sedangkan Kades Grogol, Ristin Ari Supatmini mengatakan jumlah warga bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayahnya sekitar 65 keluarga. Mereka tersebar di dua titik yaitu wilayah RT 001/RW 005 dan RT 005/RW 005.

Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Margono mengonfirmasi keterangan tersebut. Menurut dia daerah paling rawan bencana banjir Sungai Bengawan Solo yakni di Kecamatan Mojolaban dan Grogol. Daerah tersebut yaitu Desa Laban, Tegalmade, Gadingan dan Palur (Mojolaban). Sedangkan daerah rawan banjir di Kecamatan Grogol yakni Desa Grogol, Kadokan, Telukan, Langenharjo dan Pandeyan.

Untuk wilayah Kecamatan Grogol, daerah yang paling rawan banjir adalah bantaran Sungai Bengawan Solo di Dukuh Nusupan, Kadokan. Sebanyak 200 keluarga di daerah tersebut tinggal hanya beberapa meter dari bibir Sungai Bengawan Solo. “Informasi yang kami peroleh, ada 200-an KK di Nusupan. Daerah ini sangat rawan banjir luapan Sungai Bengawan,” katanya.

Untuk mengantisipasi banjir, BPBD Sukoharjo segera mendirikan pos koordinasi (posko) darurat di Desa Laban dan Makoramil Grogol. Posko tersebut akan beroperasi 24 jam dalam sehari, selama masa rawan banjir. Sejumlah organisasi dan instansi pemerintah dilibatkan dalam posko tersebut. “Waktu pendirian posko dalam waktu dekat ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya