SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir Wonogiri

Bencana banjir di Wonogiri mulai surut, tetapi warga diminta tetap waspada.

Solopos.com, WONOGIRI Warga Desa Minggarharjo dan Desa Baleharjo, Kecamatan Eromoko diminta tetap waspada meski bencana banjir yang terjadi di wilayah itu pada Jumat (13/2/2015) malam lalu telah surut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak hanya banjir di Eromoko, banjir di dua kecamatan lain, yakni Wuryantoro dan Giriwoyo, yang terjadi pada waktu bersamaan juga telah surut pada Minggu (15/2/2015). Di Eromoko, banjir merendam 28 rumah, di Giriwoyo 10 rumah, dan di Wuryantoro banjir menggenangi satu ruang kelas SMPN 1 Wuryantoro.

Camat Eromoko, Danang Erwanto, mengatakan hujan lebat selama lebih dari tiga jam mengakibatkan air sungai di wilayah Eromoko meluap hingga menggenangi permukiman penduduk pada Jumat malam. Setelah hujan reda, banjir yang menggenangi rumah penduduk berangsur-angsur surut.

“Sabtu [14/2] pagi, sudah tidak ada lagi rumah penduduk yang tergenang air. Warga membersihkan rumah masing-masing,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (15/2/2015).

Saat kejadian, para korban banjir mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat. Ada juga warga yang memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda mereka. Setelah hujan reda, para korban banjir kembali ke rumah masing-masing.

Selain rumah penduduk, luapan air juga menggenangi lahan persawahan milik warga. “Minggarharjo dan Baleharjo memang daerah langganan banjir setiap musim penghujan. Rumah penduduk terletak di bantaran sungai sehingga kerap terkena luapan air,” ujar dia.

Meski banjir telah surut, dia meminta warga setempat tetap meningkatkan kewaspadaan,  terutama saat terjadi hujan lebat dalam waktu cukup lama. Selain itu, warga diminta menjaga kebersihan lingkungan rumah masing-masing. Biasanya, terjadi penyebaran penyakit seperti diare setelah banjir.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan hal serupa. Meski banjir telah surut, warga di wilayah langganan banjir diharapkan tetap waspada.

Mengenai longsor di Gunung Pegat, Nguntoronadi, Bambang telah meminta Perum Perhutani dan Bina Marga Provinsi Jateng memantau kondisi jalan jika musim penghujan. “Para sukarelawan dan pegawai BPBD sudah berinisiatif membersihkan material tanah dan memberi aba-aba bahaya kepada pengguna jalan saat longsoran menutup jalan,” kata dia.

Sebagaimana diinformasikan, tebing Gunung Pegat di Desa Ngadiroyo, Nguntoronadi bencana longsor pada Jumat (13/2/2015) malam, sehingga menutup jalan dan mengakibatkan arus lalu lintas di jalur antarprovinsi itu terganggu. Pada Sabtu (14/2/2015) siang, arus lalu lintas sudah kembali normal setelah material longsoran disingkirkan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya