SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/dok)

Bencana alam Wonogiri berupa tanah retak membuat tujuh rumah terancam roboh.

Solopos.com, WONOGIRI Tujuh rumah di RT 004/RW 008 Dusun Jatisari, Desa Biting, Kecamatan Purwantoro, terancam roboh setelah tanah sekitarnya retak-retak. Rekahan tanah sudah selebar 20 cm-30 cm dengan kedalaman 1 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Retakan tanah itu terjadi pada 24 Maret 2015 dan warga setempat sudah diminta langsung melapor ke Pemerintah Kecamatan Purwantoro atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri jika kondisinya bertambah parah.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (4/4/2015), warga sekitar telah menguruk rekahan tanah sehingga diharapkan bisa mengurangi risiko longsor.

Ekspedisi Mudik 2024

“Warga sudah menguruk lokasi rekahan dengan bebatuan. Pengurukan diharapkan mampu memadatkan tanah agar tidak bergerak lagi. Warga diminta melaporkan peristiwa yang dilihat agar bisa ditangani secepatnya,” ujar Camat Purwantoro, Khamid Wijaya, yang ditemui wartawan di sela-sela pameran batu akik di Pasar Baru Purwantoro, Jumat (3/4/2015).

Khamid berasumsi pergerakan tanah tidak terjadi lagi karena hingga awal April 2015 belum ada warga Dusun Jatisari yang melaporkan kondisi tanah di wilayah mereka.

“Kami sudah meminta warga yang terdampak untuk mengungsi ke rumah tetangga pada malam hari atau saat turun hujan. Peristiwa pergerakan tanah terjadi pada 24 Maret 2015 dengan lokasi rekahan tanah membentuk tapal kuda. Rekahan itu lebarnya 30-an sentimeter dan kedalaman satu meter lebih. Rekahan memanjang sekitar 160 meter dengan lebar ujung sisi bawah 50 meter,” kata Khamid.

Akibat peristiwa itu, 10 orang yang menghuni tiga rumah terancam kehilangan tempat tinggal. Mereka adalah empat anggota keluarga Jumiran, 45; tiga anggota keluarga Miran, 50; dan tiga anggota keluarga Andri, 25.

“Apabila tiga rumah itu roboh karena longsor mengakibatkan empat rumah terancam ikut rusak,” jelas Khamid.

Menurut Khamid, kondisi bangunan tiga rumah masih baik walau telah bergeser sekitar 30 sentimeter dari tempatnya semula. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, sudah mengecek lokasi itu pada 26 Maret 2015 dan sudah memberikan bantuan logistik.

Menurut Bambang, BPBD meminta warga sekitar untuk menjauhkan aliran air agar tidak menggenang atau mengalir ke rekahan tanah sehingga tanah jadi lebih mudah longsor.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya