SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana alam Jatim rawan terjadi di 8 kabupaten, mana saja?

Madiunpos.com, JEMBER — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Malang mencatat delapan kabupaten di wilayah selatan Jawa Timur rawan terjadi tsunami karena masuk zona I (tinggi) rawan gempa bumi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Delapan kabupaten itu yakni Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi,” kata Kepala Stasiun Geofisika Karangkates BMKG Karangkates Musripan di sela-sela workshop tentang peringatan dini tsunami di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Rabu (24/2/2016).

Sedangkan daerah rawan zona II (sedang) gempa bumi berada di Kabupaten Ngawi, Madiun, sebagian Ponorogo, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso. Kemudian zona III (rendah) berada di wilayah bagian utara Jawa Timur yakni berada di Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan Pulau Madura.

Menurut dia, selatan Pulau Jawa berpotensi terjadi gempa karena kawasan tersebut merupakan pertemuan lempeng IndoAustralia dengan lempeng Eurasia, sehingga semua BPBD di wilayah selatan Jawa harus mewaspadai hal tersebut.

“Gempa bumi yang berpotensi terjadi tsunami itu biasanya kekuatannya lebih dari 7,0 skala richter (SR) dan kedalaman sumber gempa dangkal kurang dari 60 kilometer, serta terjadi deformasi vertikal dasar laut,” tuturnya.

Musripan mengatakan pantai yang berbentuk teluk dan memiliki garis pantai landai merupakan daerah yang rawan terjadinya gempa yang disertai gelombang tsunami seperti yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi pada 3 Juni 1994. “Selama 2015 tercatat sebanyak enam hingga tujuh kali gempa bumi yang cukup terasa di Jatim hingga mengakibatkan retakan hingga merusak bangunan seperti yang terjadi di Kabupaten Jember pada September 2015 yang menyebabkan keretakan bangunan di Kecamatan Puger, namun tidak ada korban jiwa,” katanya.

Ia menjelaskan alat ‘early warning sistem’ (EWS) atau peringatan dini tsunami berupa sirine di Jawa Timur hanya terpasang di dua kabupaten yakni Kabupaten Pacitan dan Banyuwangi. “Sementara di kabupaten lain juga sudah dipasang sensor EWS tsunami seperti yang berada di Kabupaten Gresik sebanyak satu unit, Tuban satu unit, Situbondo dua unit, Jember satu unit, dan Banyuwangi memiliki dua unit alat sensor EWS tsunami,” ujarnya.

Kepala BPBD Jember, Suhanan, mengatakan Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten yang rawan dilanda gema bumi yang disertai tsunami, sehingga perlu kesiapsiagaan BPDB bersama masyarakat untuk mewaspadai tsunami. “Ada enam kecamatan di Kabupaten Jember yang menjadi daerah rawan tsunami yakni Kecamatan Kencong, Puger, Gumukmas, Wuluhan, Ambulu, dan Tempurejo,” tuturnya.

Menurutnya, beberapa kecamatan tersebut berada di sepanjang pesisir pantai selatan yang merupakan daerah rawan gempa bumi yang berpotensi terjadinya gelombang tsunami. “Kami juga sudah mendapat alat ‘warning receiver system’ (WRS) tsunami, sehingga ketika ada gempa bumi yang berpotensi tsunami, maka seluruh nomor telepon seluler yang sudah dimasukkan dalam WRS akan mendapat informasi yang sama dan bisa meneruskan kepada masyarakat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya