SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, mengunjungi lokasi bencana banjir bandang di Desa Kamulyan, Tambak, Banyumas, Jateng, Rabu (22/6/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Idhad Zakaria)

Bencana alam di Banjarnegara dan Kebumen membuat Gubernur Jateng Ganjar Pronowo bermotor trail meninjau.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, Kamis (23/6/2016), meninjau lokasi bencana alam tanah longsor di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara dengan menunggang sepeda motor trail.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Upaya Ganjar menembus lokasi bencana alam Jateng itu, sebagaimana dipublikasikan Jatengprov.go.id, Kamis (23/6/2016), berisiko tinggi. Ia nyaris terpeleset bersama motor trail yang ia tumpangi saat meninjau lokasi longsor tersebut, kala itu, Gubernur Ganjar membonceng sepeda motor trail anggota TNI.

Perjalanan menuju Dusun Waranata, Desa Gumelem Kulon tidak mudah, karena jalan berlumpur, licin, sempit, berbatu terjal, dan menanjak dengan sisi jalan jurang menganga. Kondisi ini menyebabkan kendaraan trail yang dinaiki Ganjar beberapa kali nyaris terpeleset. Namun dengan perjuangan keras akhirnya bisa sampai ke lokasi tanah longsor.

Sesampainya di lokasi bencana alam, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo didampingi Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo menyapa dan berdialog dengan warga korban tanah longsor. Ganjar mengimbau agar warga tidak perlu khawatir kekurangan bahan makananan karena semua warga terdampak bencana longsor mendapat bantuan pangan.

“Masyarakat di sini setiap hari bahkan tiap detik mengalami risiko bencana. Idealnya ini tidak ditempati tapi mereka sudah puluhan tahun di sini. Kita punya problem besar karena faktanya kan mereka berada di tempat berbahaya, tapi kalau disuruh pindah tidak mungkin. Jadi satu-satunya jalan adalah harmoni dengan alam,” ujar gubernur

Karena bermukim di kawasan rawan bencana longsor, sambung Ganjar, warga harus siap dengan berbagai risiko bencana alam yang rentan terjadi setiap saat, terutama ketika musim penghujan, harus waspada hari terhadap tanda-tanda bencana.

”Sehingga pelatihan pengurangan risiko bencana menjadi penting bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan. Termasuk dapat membaca tanda-tanda bencana, apa yang harus dilakukan dan kemana harus berlindung jika terjadi bencana,” beber Ganjar.

Tanah longsor yang menerjang Desa Gumelem Kulon, Banjarnegara, Sabtu (18/6/2016), menyebabkan enam warga meninggal dunia. Setelah meninjau lokasi tanah longsor, Desa Gumelem Kulon, Banjarnegara, Ganjar selanjutnya mengunjungi longsor di Dukuh Sumampir, Desa Sampang, Kebumen.

Tanah longsor di Dukuh Sumampir, Desa Sampang menyebabkan tiga warga meninggal dunia yakni Satimun, 40, Poniem, 50, dan Sarinem 35. Sedangkan tiga korban yang masih proses pencarian yakni Sanrustin,55, Marsiyem, 50, dan Sutinem 25. Ketiganya tertimbun material longsor di rumah masing-masing.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya