SOLOPOS.COM - Anggota tim SAR menyemprotkan air ke material longsor guna mempermudah pencarian korban longsor yang diduga tertimbun tanah di Caok, Loano, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (22/6/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Bencana alam Jateng yang melanda sejumlah daerah menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Semarangpos.com, SEMARANG – Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam tanah longsor dan banjir di Jawa Tengah (Jateng), akhir pekan lalu, mencapai 45 orang. Sementara itu, 13 orang lainnya belum ditemukan.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), Sinoeng N. Rachmadi, mengatakan jumlah korban meninggal dunia tersebut didasarkan pada data Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Provinsi Jateng “Data dari BPBD  Provinsi Jawa Tengah sampai pukul 14.30 WIW, Selasa [21/6/2016] menyebutkkan 45 orang meninggal dunia dan 13 orang belum ditemukan,” katanya di Semarang.

Korban meninggal dunia itu, lanjut dia,  perinciannya 40 orang korban tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Purworejo, Kebumen, Wonogiri, Karanganyar, Magelang, Cilacap, dan Banjarnegara. Sedangkan lima orang lainnya menjadi korban banjir di Purworejo dan Sragen. “12 orang korban tanah longsor dan satu orang korban banjir belum ditemukan dan masih dalam pencarian,” ujarnya.

Sinoeng lebih lanjut menyatakan tanah longsor yang terjadi pada Sabtu-Minggu (18-19/6/2016), juga menyebabkan tiga 13 orang luka, 13 kepala keluarga (KK) mengungsi, dan 40 unit rumah milik warga rusak. Untuk bencana banjir juga menyebabkan tujuh orang menderita luka, 9.021 KK atau 13.685 jiwa mengungsi, serta 1.660 rumah mengalami kerusakan.

“Di samping langsor dan banjir, juga terjadi angin kencang di Kabupaten Cilacap dan Wonogiri yang menyebabkan 11 rumah milik warga rusak,” ungkapnya.

Pemprov Jateng, lanjut Sinoeng, telah menyalurkan bantuan kepada korban bencana, berupa pangan, yakni mi instan, air mineral, sarden, beras, saus, kecap, minyak goreng, susu bayi, bubur bayi, susu kental manis, kopi, teh, dan gula pasir. Selain itu juga selimut, family kit, kid wear, paket sandang, sarung, seragam sekolah, hygiene kit, tikar, matras, terpal, paket alat dapur, serta paket alat kebersihan.

“Gubernur, wakil gubernur, dan sekretaris daerah sudah turun langsung memantau kondisi bencana di lapangan,” ujarnya. Dia menambahkan, evakuasi dan penanganan tanggap darurat masih dilakukan sampai sekarang. “Partisipasi aktif masyarakat, sangat diperlukan,” harapnya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya