SOLOPOS.COM - Warga memeriksa kerusakan akibat angin ribut di wilayah Ngadirojo, Wonogiri, beberapa waktu lalu. Warga Wonogiri diminta mewaspadai siklus bencana alam lima tahunan yang biasa terjadi. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Warga memeriksa kerusakan akibat angin ribut di wilayah Ngadirojo, Wonogiri, beberapa waktu lalu. Warga Wonogiri diminta mewaspadai siklus bencana alam lima tahunan yang biasa terjadi. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

WONOGIRI – Pemkab Wonogiri diimbau mewaspadai siklus bencana lima tahunan yang pernah terjadi akhir 2007. Di tahun itu terjadi banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia hingga menewaskan ribuan korban jiwa. Imbauan itu muncul saat pertemuan yang diadakan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk antisiasi bencana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Kabid Perlindungan Masyarakat (Linmas) Suwarso mewakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Wonogiri, Gatot Gunawan, Jumat (2/11/2012). “Imbauan itu juga terkait persiapan daerah untuk menghadapi kemungkinan bencana saat musim hujan seperti banjir dan tanah longsor. Terutama tanah longsor saat awal musim hujan karena kondisi tanah yang terlalu lama mengering karena kemarau,” katanya.

Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi pada 15, 16, 18, 22 dan 24 Oktober di lima kecamatan di wilayah timur. Yakni Kecamatan Girimarto, Jatiroto, Tirtomoyo, Kismantoro dan Slogohimo. Lima lokasi itu dianggap rawan bencana longsor. Dalam sosialisasi itu, diundang 50 orang yang terdiri dari perangkat desa/kelurahan, tokoh masyarakat, petugas linmas desa.

“Materi berupa wawasan kebangsaan dan kesiapan masyarakat untuk menanggulangi bencana. Seperti penyaluran logistik dan evakuasi penduduk yang bekerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia),” ujar Kasubbid Bina Linmas, Suraji.

Dari data di Kesbangpolinmas, sepanjang 2011 ada 115 kejadian longsor dengan kerugian Rp4,985 miliar. Sedangkan peristiwa angin topan ada 39 kejadian dengan kerugian Rp668,9 juta. Banjir ada sembilan kejadian dengan kerugian Rp609,5 juta. Untuk kebakaran ada 16 kejadian dengan kerugian Rp456,5 juta.

Sedangkan di awal 2012 hingga September ada 41 kejadian kebakaran dengan kerugian Rp1,825 miliar. Sedangkan bencana tanah longsor turun menjadi 39 kejadian. Angin topan ada 31 kejadian, bencana banjir ada delapan kejadian.

Terpisah, Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Manusia (PESDM) yang bekerja sama dengan Balai Besar ESDM Wilayah Surakarta juga mengadakan sosialiasi terkait persiapan penanggulangan bencana saat musim hujan.

“Sosialisasi berupa tindakan penanggulangan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana geologi seperti gempa bumi dan tanah longsor. Sosialisasi diadakan dua hari lalu yang mengundang perwakilan dari semua kecamatan,” katanya, Jumat.(Ayu Abriyani KP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya