SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, KLATEN—Pemerintah Desa Serenan menunggu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten yang berjanji mengevakuasi empat rumah yang ada di bantaran sungai Bengawan Solo. Pasalnya, empat rumah yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo di Badran RT 004/002, Desa Serenan, Kecamatan Juwiring yang terancam ambrol hingga kini belum mendapatkan kepastian.

Kepala Desa (Kades) Serenan, Juwiring, Akip, mengatakan sudah melayangkan surat permohonan evakuasi kepada Pemerintah Kecamatan Juwiring dan Pemkab. Namun, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan kepastian dari Pemkab terkait evakuasi warga yang rumahnya berada di bantaran tersebut.
Dia mengaku masih menunggu janji dari Pemkab yang berencana mengevakuasi warga yang rumahnya kritis tersebut. “Kami hanya bisa menunggu, padahal saat ini sudah memasuki musim penghujan,” kata Akip saat ditemui wartawan di Kantor Kecamatan Juwiring, Jumat  (22/11/2013).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sementara, Camat Juwiring, Joko Hendrawan, mengatakan sudah melaporkan masalah tersebut ke Pemkab, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. “Kami sudah melaporkan dan dicek beberapa kali oleh BPBD, namun sampai saat ini belum ada realisasi,” katanya kepada wartawan, Jumat.

Pihaknya saat ini menunggu janji Pemkab yang berencana mengevakuasi warga Serenan yang tinggal di empat rumah tersebut. Menurut informasi yang dia terima, warga akan dievakuasi di tempat yang lebih aman seperti rumahnya dimajukan beberapa meter dari batas tanggul yang longsor.

Sementara, memasuki musim penghujan seperti sekarang, Joko mewaspadai beberapa desa yang menjadi langganan banjir. Desa rawan banjir itu adalah Jetis, Ketitang, Taji dan Gondangsari. “Desa-desa itu menjadi langganan banjir karena saluran irigasinya yang buruk,” katanya.

Menurutnya, mayoritas yang terendam air saat banjir adalah areal persawahan. Pasalnya, selama lebih dari enam tahun terakhir saluran irigasi di kawasan tersebut tidak pernah dibersihkan. “Untungnya pada tahun ini sejumlah saluran irigasi dikeruk, semoga saat musim penghujan tidak ada banjir,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tanggul sungai Bengawan Solo yang ada di Badran, Serenan, Juwiring, longsor hingga mencapai panjang lebih dari 20 meter. Ada puluhan rumah yang dibangun di atas bantaran sungai Bengawan Solo di dusun tersebut. Namun, empat rumah posisinya kritis karena letaknya sangat dekat dengan talut yang longsor.

Jarak rumah dengan tanah yang longsor sekitar 2 meter. Padahal, sebelum longsor jarak rumah dengan batas tanggul sekitar 20 meter. Empat rumah itu dihuni tujuh kepala keluarga (KK) yang terdiri atas sekitar 12 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya