SOLOPOS.COM - Tumpukan karung berisi tanah menjadi tanggul darurat untuk menahan banjir rob di Kota Pekalongan, Kamis (26/5/2022). (jatengprov.go.id)

Solopos.com, SOLO–Benarkah Kota Pekalongan akan Tenggelam?, perencana ahli madya Bappeda Kota Pekalongan, Slamet Miftakhudin, menyebut Kota Pekalongan yang berada di pesisir utara Jawa itu diprediksi bakal tenggelam pada 2035.

Menurut Slamet, hal itu didasarkan pada fakta-fakta penurunan permukaan tanah di Kota Pekalongan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, menurut Slamet, permukaan tanah turun hingga 11,9 sentimeter dalam kurun dua tahun.

“Patok dipasang di sejumlah lokasi untuk mengetahui penurunan muka tanah, sejak 2020 lalu. Penurunan yang tinggi di Stadion Hoegeng dan TPA Degayu,” ujar dia, beberapa waktu lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia juga mengungkap benarkah Kota Pekalongan akan tenggelam pada 2035, hal itu didasarkan atas bentuk permodelan genangan spasial.

“Hasil permodelan genangan spasial pada 2035, 90 persen, wilayah Kota Pekalongan akan di bawah air, ya akan tenggelam,” jelas dia.

Pada 2035 itu, menurut dia, persentase area perumahan yang terkena dampak banjir (rob) akan meningkat 100 kali lipat.

Sementara, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga memprediksi Kota Pekalongan akan tenggelam.

“Dari penelitian yang dilakukan oleh BRIN, Pekalongan mengalami laju penurunan tanah yang cukup tinggi bahkan melebihi Jakarta,” kata Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Galdita A. Chulafak.

Galdita memprediksi laju penurunan tanah bertambah atau berkurang tiap tahunnya. Jika mengambil rata-rata tengah laju penurunan tanah 6 sentimeter/tahun di Pekalongan, hitungan tanpa memperhatikan parameter lain memungkinkan terjadinya penurunan muka tanah hingga 60 cm dalam 10 tahun ke depan.

“Padahal sebagian wilayah Kota Pekalongan sudah ada yang mempunyai elevasi di bawah 0 mdpl. Tinggal kita hitung perkiraan, misalnya elevasi tertinggi adalah 4 mdpl atau 400 cm di atas permukaan laut, dibagi enam, mungkin tenggelam seluruhnya sekitar 66 tahun lagi,” ujar dia.

Dalam menghadapi kemungkinan Kota Pekalongan akan tenggelam, Pemkot Pekalongan sudah melakukan berbagai aksi untuk pencegahan.

Salah satunya melalui Program Blue Deal untuk menangani banjir rob yang terjadi sejak 12 tahun terakhir ini.

Program Blue Deal ini bakal dikerjakan dengan menggandeng komunitas dan lembaga peduli lingkungan.

“Kita kerja sama dengan komunitas dan lembaga penggiat peduli lingkungan dari Program Adaptation Fund Kemitraan, Mercy Corps Indonesia (MCI) dan Earthworm Foundation Indonesia (EFI). Kita juga libatkan tim teknis dari Dutch Water Authority (DWA) atau Dewan Air Belanda untuk membantu percepatan penanganan banjir dan rob dalam bentuk kerja sama Blue Deal,” ujar Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid.

Dia menyebut ketika negosiasi kerja sama Blue Deal itu, Dewan Air Belanda banyak memberi masukan dan rekomendasi agar Kota Pekalongan tidak tenggelam sesuai prediksi para peneliti.

Menurut Wali Kota, Kota Pekalongan disebut memiliki tipikal yang sama dengan Belanda yakni permukaan air laut dan air sungai lebih tinggi dari daratan. Bedanya, Belanda sukses mengatasi banjir rob di wilayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya