SOLOPOS.COM - Sebanyak 35 mahasiswa membawa poster dan pamflet dalam aksi damai tentang krisis iklim dan peringatan hari lingkungan hidup sedunia di CFD kawasan Taman Sriwedari, Solo, Minggu (5/6/2022). (Istimewa/ Syarahil Efendi)

Solopos.com, SOLO — Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebelas Maret UNS atau BEM UNS Solo memajang poster dan pamflet bertuliskan #IklimDikorupsi dalam aksi di ajang Car Free Day (CFD) kawasan Sriwedari, Solo, Minggu (5/6/2022) pagi.

Aksi itu untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Menteri Analisis Strategis BEM UNS, Syarahil Efendi, mengatakan kegiatan tersebut merupakan aksi damai dengan memajang poster dan pamflet tentang krisis iklim dan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi aksi ini damai tanpa kekerasan, kami men-display poster dan pamflet tentang krisis iklim dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia,” ucapnya kepada Solopos.com, Minggu (5/6/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Aril menegaskan dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup kali ini terkandung ancaman besar dalam dekade-dekade mendatang. “Tidak ada kata selamat dalam perayaan hari lingkungan hidup. Pada dekade-dekade mendatang akan muncul berbagai ancaman besar terhadap keselamatan seluruh spesies di bumi,” ucapnya dalam aksi BEM UNS Solo itu.

Menurut Aril, pemerintah saat ini belum bertindak untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin memburuk, dibuktikan dengan adanya pemanasan global yang berpotensi melebehi 1,5 derajat Celcius.

Baca Juga: Tambeng! Sudah Diingatkan, Masih Ada Saja Pengunjung CFD Solo Merokok

Pembangunan Yang Merusak

“Pemerintah saat ini tidak bertindak segera mengatasi perubahan iklim. Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim memberikan peringatan keras kepada umat manusia akan dampak pemanasan global yang semakin nyata dan waktu untuk mencegahnya kian sempit. Peningkatan suhu bumi berpotensi melampaui 1,5 Celcius atau batas yang tidak lagi aman bagi manusia dan spesies lainnya,” terangnya.

Aril menambahkan dalam aksi tersebut kritik dikhususkan tentang praktik dan permasalahan di PT RUM Sukoharjo dan proyek strategis nasional (PSN) pemerintah. Pemerintah melalui PSN tetap mempertahankan pola praktik pembangunan yang ekstraktif dan merusak lingkungan hidup.

“Sekaligus dalam aksi ini kritik yang ditujukan secara khusus terkait praktik dan permasalahan PT RUM dan PSN pemerintah secara umumnya,” ucapnya mahasiswa Fakultas Hukum UNS Solo itu di sela-sela aksi BEM di CFD.

Baca Juga: Tak Seramai di Citywalk, Begini Suasana PKL CFD Solo di Halaman Kantor

Aksi tersebut diikuti sekitar 35 mahasiswa. Mereka memegang poster dan pamflet bertuliskan kritik kepada pemerintah tentang perubahan iklim dan mengenakan pakaian dominan warna hitam. Aksi berlangsung di kawasan Sriwedari pukul 08.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya