SOLOPOS.COM - Ilustrasi truk pengangkut pasir terjebak di Kali Gendol, Sleman, yang merupakan jalur lahar Gunung Merapi. (JIBI/Solopos/Antara/Regina Safri)

Solopos.com, SLEMAN -- Tingginya intensitas hujan di sekitar puncak Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir menimbulkan dampak banjir lahar hujan. Rabu (1/1/2019), banjir lahar hujan mulai melanda Kali Gendol.

Ini merupakan banjir mahar pertama yang terjadi di sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Masyarakat di sekitar sungai terutama para penambang pasir diimbau meningkatkan kewaspadaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, mengatakan banjir lahar hujan di Kali Gendol teramati di wilayah Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan. "Kejadian ini tidak menimbulkan kerusakan dan juga korban jiwa," katanya, Rabu.

Identitas 9 Korban Banjir Jabodetabek, Hipotermia Hingga Tersengat Listrik

Banjir lahar hujan tersebut merupakan kejadian pertama sepanjang musim hujan ini. Makwan berharap para penambang pasir di sepanjang sungai yang berhulu di Merapi agar siap siaga. "Ya, penambang pasir kali Gendol harus terus waspada, terutama saat di puncak terjadi hujan lebat," katanya.

Selain banjir mahar hujan yang perlu diwaspadai, potensi bencana angin kencang juga harus dicermati. Pada Rabu sekitar pukul 14 .25 WIB, angin kencang disertai hujan lebat juga melanda lereng Gunung Merapi. Akibatnya, tenda dan panggung hiburan di Bukit Klangon, Glagaharjo, Cangkringan, roboh tertiup angin.

"Angin kencang dan hujan deras mengakibatkan tratak dan panggung hiburan roboh. Selain itu ada pohon tumbang di Kalitengah Lor, Glagaharjo, yang melintang di jalan," katanya.

Banjir Jakarta Genangi Pool Blue Bird, Taksi-Taksi Terendam

Beruntung kejadian tersebut tidak memakan korban baik yang korban luka maupun jiwa. Saat ini, kata Makwan, situasi lokasi bencana sudah pulih. "Para pengunjung wisata dan penonton sudah kembali tempat masing-masing. Penonton dan pengunjung tidak ada yang luka, hanya mengalami trauma," katanya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja sejak awal musim hujan meminta masyarakat mewaspadai banjir lahar. Banjir lahar terjadi jika intensitas hujan di sekitar puncak Merapi tinggi.

"Potensi banjir lahar tergantung dari intensitas hujan di sekitar Merapi," kata Kepala BPPTKG Jogja Hanik Humaida.

Berdasarkan catatan BPPTKG, Rabu, total curah hujan di sekitar puncak Merapi pada pukul 14.14-14.58 WIB hanya 42 mm atau masih rendah. Adapun curah hujan di puncak Merapi yang perlu diwaspadai antara 50-150 mm (menengah) dan 150-300 mm (tinggi).

Banjir Jakarta Belum Usai, Awas Banjir Kiriman dari Bogor!

"Bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai yang berhulu di Merapi agar meningkatkan kewaspadaan akan penambahan aliran atau bahaya lahar," imbau Hanik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya