SOLOPOS.COM - Para pedagang masih berjualan di lantai dua Pasar Sleko meskipun proyek sudah dimulai Rabu (18/5/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Sejumlah pedagang di lantai dua Pasar Sleko, Kota Madiun, Jawa Timur, merasa terganggu dengan proyek revitalisasi pasar tersebut. Keluhan pedagang ini bukan tanpa alasan, tetapi mereka belum juga direlokasi ke tempat yang nyaman, padahal proyek pembangunan pasar sudah dimulai.

Dampak dari pelaksanaan revitalisasi itu, para pedagang mengeluh dabu yang ditimbulkan membuat barang dagangan kotor dna mengganggu pernapasan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

‘’Mulai pagi itu tukang sudah mulai merobohkan atau menggemburkan tembok dan debunya beterbangan ke mana-mana,’’ kata Elis, salah satu pedagang konveksi di lantai dua Pasar Sleko, Rabu (18/5/2022).

Ada sekitar dua puluh lebih pedagang yang masih bertahan di lantai dua pasar tersebut. Sementara pemilik kios lainnya memilih untuk tutup lantaran terganggu dengan pembangunan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Hutan Madiun, Ini Ciri-Cirinya

Elis juga mengeluhkan tidak adanya pengunjung. Sebab, pembeli ragu ke lantai dua karena pasar terlihat berantakan.

‘’Debu itu sangat mengganggu pernapasan. Kami sampai tidak pernah lepas masker karena tidak tahan dengan debunya,’’ keluhnya.

Sebenarnya, proyek itu sudah dimulai sejak pertengahan puasa lalu. Namun, lokasinya masih jauh dari pedagang. Waktu itu, Elis tidak merasa terganggu. Setelah Lebaran kemarin proyeknya mulai menyasar kios-kios kosong yang didekat pedagang. Dia mengaku belum ada koordinasi lanjutan dari pihak Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Madiun.

‘’Dengarnya mau dipindah, tapi tidak tau sampai sekarang belum ada kejelasan. Padahal kami sudah siap dipindah,’’ ujarnya.

Baca Juga: Sah! Dua Perda di Ponorogo Resmi Dicabut, Ini Alasannya

Hal yang sama juga dirasakan oleh Paiman, salah satu pedagang sepatu dan sandal di lantai dua Pasar Sleko. Dia menyayangkan ketidakjelasan proyek yang membuat banyak pedagang terdampak. Seharusnya, sebelum proyek dimulai, para pedagang sudah diminta untuk pindah. Dia sempat mengikuti rapat terkait dengan relokasi pedagang.

‘’Tapi sampai sekarang belum ada pembagian tempat. Jadi kami tidak berani pindah kalau belum ada intruksi,’’ ungkapnya.

Paiman hanya mengetahui secara sekilas bahwa Disdag Kota Madiun bakal memindahkan mereka ke kios yang kosong di samping penjual buah. Namun, sampai sekarang belum ada perintah untuk pindah ke sana.

Baca Juga: Kasihan, Pelajar di Ponorogo Ditemukan Tewas karena Tersengat Listrik

Dia bersyukur Rabu (18/5/2022) proyek terpaksa dihentikan dahulu lantaran ada pedagang yang mengeluh ke Kepala Pasar.

‘’Baru hari ini mereka tidak bongkar-bongkar waktu kami lagi berjualan. Sebenarnya kami tidak menghalangi pembangunan, tapi lebih baik kami dipindah dulu baru dibangun,’’ tuturnya.

Sementara itu, Ansar Rasidi, Kepala Disdag Kota Madiun, mengatakan bahwa relokasi pedagang bakal dilakukan hari ini secara bertahap. Untuk lokasinya sudah disiapkan. Yaitu di kios pasar buah yang masih kosong. Kios itu belum ada sekat dan pedagang bisa leluasa berjualan di sana.

‘’Nanti juga bakal dipindah ke tempat parkir di sisi selatan yang ada atapnya,’’ ujarnya.

Ansar mengatakan bahwa bagi pedagang yang belum terwadahi bakal dibangunkan tenda darurat. Pihaknya berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk pendirian tenda. Rencana relokasi itu bakal dipercepat agar proyek revitalisasi bisa segera dimulai.

‘’Proses relokasi nanti tidak lama. Sekitar seminggu,’’ pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya