SOLOPOS.COM - Ilustrasi Paket Sembako (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN—Para warga kurang mampu di wilayah Kabupaten Sragen mendapat kesempatan membeli paket sembako dengan harga hanya Rp10.000 per paket dalam pasar murah yang digelar di 22 lokasi mulai Senin (5/12/2022).

Sementara bagi pengangguran dan pekerja serabutan difasilitasi bekerja selama 4-5 jam dengan upah Rp70.000-Rp80.000 per hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Program pasar murah dan kegiatan padat karya tersebut sengaja digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen sebagai amanat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuk antisipasi dampak inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meninjau langsung dua kegiatan tersebut di wilayah Kecamatan Kalijambe, yakni di Desa Bukuran, Krikilan, dan Ngebung.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, saat dihubungi Solopos.com di sela-sela kegiatan, Senin, menyampaikan pasar murah pada hari ini digelar di empat wilayah Kecamatan, yakni Kecamatan Kalijambe, Gemolong, Miri, dan Sumberlawang. Dia menyampaikan pasar murah itu digelar di 22 lokasi dan Bupati akan melaksanakan road show kunjungan selama lima hari.

Baca Juga: Ganjar akan Rayakan HKN Bersama 1.500 Warga di Sragen

“Pasar murah ini dilakukan sebagai upaya pengendalian dampak inflasi akibat kenaikan BBM. Kegiatan ini merupakan amanat dari PMK. Di pasar murah itu yang dijual paket sembako yang terdiri atas beras premium 5 kg, gula pasir 1 kg, minyak goreng 2 liter, dan mi instan 14 bungkus. Semua barang itu hanya ditebus dengan harga Rp10.000 per paket,” jelas Cosmas.

Comas menerangkan Diskumindag menyiapkan 6.370 paket sembako untuk pasar murah di 22 lokasi. Dia mengatakan sasaran pasar murah itu ditujukan pada warga miskin yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Selain pasar murah, Pemkab Sragen juga menggelar kegiatan padat karya yang dikoordinasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sragen. Kepala Disnaker Sragen, Muh. Yulianto, saat dihubungi Solopos.com, Senin, mengatakan padat karya dilaksanakan di lima kecamatan, yakni di Kecamatan Kalijambe, Miri, Plupuh, Sambungmacan, dan Ngrampal. Dia mengatakan padat karya ini juga bagian dari program pengendalian dampak inflasi daerah.

Baca Juga: Ini Calon Investor Pabrik Sepatu di Bonagung Sragen, Siap Tanam Rp4 Triliun

“Sumber dananya dari APBD. Sasaran program padat karya itu sebanyak 40 orang per lokasi yang bekerja selama 15 hari ke depan. Mereka membangun proyek infrastruktur, seperti mengecor jalan dan membangun talut. Mereka ini diambil dari para pengangguran dan setengah pengangguran atau pekerja serabutan. Mereka hanya bekerja 4-5 jam per hari dengan upah Rp70.000-Rp80.000 per hari,” jelasnya.

Yuli, sapaan akrabnya, menerangkan setiap lokasi anggarannya Rp95 juta untuk upah tenaga dan pengadaan material bangunan. Dia mengatakan kegiatan itu dimulai Senin sampai 15 hari ke depan. Dia menjelaskan warga bekerja secara sif karena hanya 4-5 jam.

Dia mengatakan sif pagi sebanyak 20 orang dan sif siang sebanyak 20 orang. “Hari ini, Ibu Bupati meninjau langsung ke Desa Banaran, Kecamatan Kalijambe. Jadi tinjauan itu dilakukan setelah meninjau pasar murah,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya