SOLOPOS.COM - Pesawat tempur Rafale yang dioperasikan Angkatan Udara India. (https://www.flickr.com/photos/dylan33/49519780578)

Solopos.com, JAKARTA – Setelah bertahun-tahun kabar pengadaan pesawat tempur baru untuk TNI Angkatan Udara hilang timbul, akhirnya pada Kamis (10/2/2022) kabar itu mewujud pasti. Kementerian Pertahanan resmi meneken kontrak untuk pembelian pesawat tempur buatan Dassault Aviation Prancis, Rafale.

Tidak tanggung-tanggung, Kementerian Pertahanan bakal membeli 42 buah pesawat Rafale, dengan kontrak awal pembelian yang ditandatangani pada Kamis untuk enam buah pesawat. Upacara penandatanganan kontrak di Gedung Kementerian Pertahanan di Jakarta ini dihadiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, dengan penandatanganan kontrak oleh Chairman dan CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kemenhan, Marsekal Muda TNI Yusuf Jauhari.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

TNI AU membutuhkan pesawat tempur generasi terbaru untuk memperkuat peran yang selama ini dilakukan oleh pesawat dari generasi yang lebih lama yaitu F-16 dan Sukhoi Su-27/30, seraya menunggu pembuatan dan pengembangan pesawat tempur hasil kerja sama dengan Korea Selatan, KF-1 Booramae. Dulu sempat kencang kabar rencana pengadaan pesawat Su-35 dari Rusia, namun awal tahun ini Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyatakan bahwa rencana pengadaan SU-35 itu akhirnya dibatalkan karena berbagai pertimbangan.

Dassault Aviation dalam siaran persnya menyebut pembelian pesawat Rafale ini akan mencakup pula pelatihan penerbang, dukungan logistik untuk pangkalan TNI AU, serta pembangunan pusat pelatihan penerbang dengan dua simulator. Disebutkan pula bahwa kemampuan Rafale sebagai pesawat multiperan atau omnirole akan memperkuat Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan sekaligus meneguhkan peran sebagai kekuatan regional yang disegani. Industri pertahanan Indonesia juga disebut bakal menangguk keuntungan dalam kerja sama industri di berbagai bidang sesuai dengan penguasaan teknologi yang dimiliki Dassault Aviation dan mitra industrinya yaitu Safran Aircraft Engines dan Thales.

“Kehormatan besar bagi Dassault Aviation dengan bergabungnya Rafale ke dalam TNI AU. Kontrak ini akan menjadi awal kerja sama jangka panjang yang mewujudkan kehadiran yang lebih luas dan cepat bagi Dassault Aviation di Indonesia. Kerja sama ini sekaligus memperkuat jalinan hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan Prancis selama ini,” kata Eric Trappier.

Menhan Prabowo menyatakan kontrak awal pengadaan ini akan disusul dalam waktu dekat dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan, persenjataan, dan pelatihan yang dibutuhkan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menyatakan keyakinannya perusahaan Indonesia dapat menjalin kemitraan untuk mendukung program modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI yang lain demi mengembangkan industri strategis nasional Indonesia. Menurut dia, pilihan Indonesia untuk pengadaan Rafale merupakan pilihan kedaulatan dan keunggulan teknis karena Rafale telah memberikan kapasitas operasional pada banyak kesempatan dan terus menjalankan misi di sejumlah medan yang sangat menantang. “Pilihan ini menunjukkan kepercayaan Indonesia terhadap Prancis sebagai bukti kemitraan strategis kita sangat kuat dan dinamis,” katanya.

Parly menambahkan penandatanganan kontrak ini merupakan tahap penting dalam proses pengadaan alutsista Indonesia.”Kontrak akan diaktifkan sesegera mungkin untuk meluncurkan proses produksi agar Indonesia dapat memanfaatkan pesawat Rafale dalam waktu dekat,” ujar Parly.

Pesawat tempur Rafale memiliki kemampuan pengisian bahan bakar seraya terbang di udara yang membuat cakupan jelajahnya makin jauh. (US Air Force photo)
Pesawat tempur Rafale memiliki kemampuan pengisian bahan bakar seraya terbang di udara yang membuat cakupan jelajahnya makin jauh. (US Air Force photo)

Menurut situs Dassault Aviation, Rafale memiliki tiga varian pesawat tempur yaitu Rafale B dengan dua awak dan Rafale C dengan awak tunggal yang beroperasi dari pangkalan di daratan. Varian lainnya adalah Rafale M yang berawak tunggal yang khusus untuk operasi dari kapal induk. Meski begitu kesemua varian pesawat bermesin ganda ini punya basis rangka dan sistem operasi yang sama. Pembedanya hanyalah varian Rafale untuk kapal induk punya kaki-kaki roda pendarat yang lebih kuat dan adanya pengait atau arresting hook sebagai pembantu pengereman untuk mendarat di landasan kapal induk yang pendek.

Secara umum pesawat ini mampu menggotong aneka persenjataan sesuai dengan misi yang diembannya. Senjata standar yang biasa dibawanya di antaranya:

  • Rudal udara-ke-udara MICA berkemampuan Beyond Visual Range (BVR) atau pilot tak perlu harus melihat sasarannya secara fisik untuk bisa menembak.
  • Rudal udara-ke-udara jarak jauh Meteor
  • Roket sasaran darat berpemandu HAMMER (Highly Agile and Manoeuverable Munition Extended Range)
  • Rudal jelajah penghancur sasaran darat SCALP berdaya jangkau 250 km
  • Rudal antikapal AM39 Exocet
  • Meriam 30 mm Nexter 30M791 dengan kapasitas 2.500 butir peluru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya