SOLOPOS.COM - Ilustrasi aplikasi MyPertamina. (Semarangpos.com/PT Pertamina MOR IV Jateng-DIY)

Solopos.com, SUKOHARJO – Rencana penerapan aplikasi MyPertamina untuk mengatur pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti jenis solar dan pertalite direspons beragam oleh masyarakat.

Salah satu yang dikhawatirkan adalah jaringan internet yang harus kuat di setiap daerah agar aplikasi bisa berjalan normal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya pribadi tak masalah jika harus menggunakan aplikasi saat mengisi BBM. Namun, bagaimana dengan masyarakat lain yang tak memiliki smartphone dan gagap teknologi. Jangan sampai terjadi antrean panjang di SPBU gara-gara ada pengguna sepeda motor yang tidak tahu menjalankan aplikasi MyPertamina,” kata seorang pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Jenderal Sudirman, Sukoharjo, Jawa Tengah, Dayat, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (4/6/2022).

Baca Juga: Hiswana Migas Solo Dukung Wacana Beli Solar-Pertalite Pakai MyPertamina

Menurut Dayat, tak semua kecamatan di Kabupaten Jamu memiliki sinyal kuat internet.

Hal ini berpotensi menjadi persoalan saat penerapan aplikasi MyAplikasi untuk membeli BBM bersubsidi.

Misalnya, daerah perbukitan atau pegunungan yang sinyal jaringan komunikasi masih lemah.

Ketidakmerataan infrastruktur komunikasi di setiap daerah bakal mengganggu masyarakat yang hendak mengisi BBM di SPBU.

Baca Juga: Beli Pertalite dan Solar Pakai MyPertamina, Wong Boyolali Dukung Tapi..

“Sinyal komunikasi di daerah pegunungan byar pet. Timbul tenggelam. Kadang sinyalnya muncul, kadang hilang. Padahal, tanpa sinyal yang kuat tak bisa menjalankan aplikasi saat membeli BBM di SPBU,” ujar dia.

Masyarakat lainnya menanggapi berbeda penerapan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM bersubsidi.

Selama ini, para pengguna kendaraan bermotor dilarang mengoperasikan handphone di area SPBU. Menggunakan HP saat mengisi BBM menjadi salah satu larangan keras yang ditulis di setiap SPBU.

Sinyal atau radiasi dari HP berpotensi menimbulkan kebakaran di area SPBU.

Baca Juga: Tak Semua Warga Wonogiri Paham Aplikasi MyPertamina

“Dari dulu, aturannya seperti itu. Tidak boleh merokok, memotret dengan kamera dan menggunakan HP di area SPBU. Sekarang, malah mengisi BBM diwajibkan menggunakan HP. Sebagai masyarakat biasa, saya bingung atas kebijakan itu,” timpal seorang warga Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo, Rina.

Seperti diketahui, Pemerintah melalui Pertamina mendorong penggunaan aplikasi MyPertamina agar penyaluran subsidi BBM tepat sasaran.

Selama ini, terjadi ketimpangan realisasi konsumsi antara BBM bersubsidi dan nonsubsidi. Hal ini memicu penyelewengan BBM bersubsidi yang merugikan pendapatan negara dari sektor pajak.

Baca Juga: 2 Keuntungan Beli BBM Pakai Aplikasi My Pertamina

Penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM bersubsidi direspons beragam oleh masyarakat.

Bagi kalangan masyarakat kecil, pemerintah diminta melakukan uji coba terlebih dahulu dalam penggunaan aplikasi MyPertamina di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Pelaksanaan ujicoba dilakukan selama beberapa pekan sehingga bisa mengetahui beragam permasalahan di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya