SOLOPOS.COM - DIRAWAT -- Sejumlah warga Jumetro dirawat di Puskesmas Nguter II setelah mengalami diare akibat sebab yang belum bisa dipastikan. Foto diambil Selasa (31/5/2011). (JIBI/SOLOPOS/Triyono)

Sukoharjo (Solopos.com) – Sedikitnya 19 warga Dukuh Jumetro, Desa Jangglengan, Kecamatan Nguter, mengalami diare massal selama dua hari sejak Senin (30/5). Empat orang warga bahkan terpaksa menjalani rawat inap karena tidak sembuh sampai Selasa (31/5/2011).

DIRAWAT -- Sejumlah warga Jumetro dirawat di Puskesmas Nguter II setelah mengalami diare akibat sebab yang belum bisa dipastikan. Foto diambil Selasa (31/5/2011). (JIBI/SOLOPOS/Triyono)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Espos menyebutkan, serangan diare terjadi setelah sebagian warga Jumetro mengonsumsi soto dan nasi pecel, Minggu (29/5/2011) malam. Kedua jenis makanan itu diperoleh dari salah satu warga RT 02/RW II yang menggelar syukuran kelahiran. Selain empat orang yang dirawat inap, belasan warga menjalani rawat jalan karena kasus serupa.
Ekspedisi Mudik 2024

Salah seorang penderita diare yang dirawat di Puskesmas Nguter II, Andri, 16, mengaku mengalami mual-mual, muntah, serta diare sejak Senin pagi. Gejala tersebut tidak hilang dan justru semakin parah pada hari berikutnya sehingga Andri dibawa ke Puskemas Nguter II untuk mendapatkan perawatan.

“Saya tidak datang ke tempat yang punya acara, tapi ikut memakan pecel yang dikirimkan ke rumah. Setelah itu sejak Senin mual-mual dan diare sampai hari ini,” ungkapnya saat ditemui di salah satu ruang perawatan di Puskesmas Nguter II, Selasa siang.

Warga Jumetro lain yang juga dirawat inap di Puskesmas Nguter II, Utami, 50, menyatakan hal serupa. Dia mengaku mengalami gejala diare setelah memakan menu yang sama dengan Andri. Utami dilarikan ke Puskesmas, Selasa karena diare yang dialami tidak kunjung sembuh.

Sementara itu pengakuan berbeda datang dari Wagimin, 50. Wagimin mengatakan langsung terserang diare seusai memakan soto yang disajikan saat menghadiri acara syukuran kelahiran bayi di rumah tetangganya di RT 02/RW II Dukuh Jumetro. “Saya makan soto, seperti ada bau amis. Setibanya di rumah langsung muntah-muntah dan diare,” sambungnya menambahkan.

Terpisah Bidan Desa Jangglengan, Nguter, Marni, menyatakan kasus diare massal di Jumetro masih dalam penyelidikan. Namun upaya menelusuri asal usul gejala tersebut terkendala karena semua makanan yang disajikan kepada warga dalam acara syukuran sudah habis tidak tersisa. “Soal penyebab kami belum bisa simpulkan, masih diselidiki. Tapi kalau keracunan lazimnya beberapa jam setelah makan sudah terasa gejalanya. Ini kan jeda waktunya lama,” terangnya.

Marni yang didampingi petugas epidemiologi Puskemas Nguter II, Suraji, menjelaskan kasus diare bisa dipicu pola hidup tidak sehat dan proses pengolahan makanan yang kurang sempurna. Keengganan cuci tangan sebelum makan, kata dia, juga sangat mungkin menyebabkan diare.

Camat Nguter, Setyo Aji Nugroho, juga tidak bersedia buru-buru menyatakan kasus diare di Jumetro sebagai kasus keracunan. Hal itu karena dari sekitar 30-an warga yang diundang untuk menghadiri acara syukuran, tidak semuanya mengalami diare. “Belum bisa dipastikan, masih diselidiki. Lagipula kan tidak semua yang datang terserang diare, padahal yang dimakan juga sama dan seluruh anggota keluarga penyelenggara acara juga sehat-sehat saja,” ujarnya.

try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya